Anatomi dan Fisiologi Gigi Anjing

Setiap gigi memiliki mahkota (diatas gusi) dan satu atau lebih akar (dibawah gusi). Sebagian besar gigi dewasa terdiri dari dentin yaitu ditutupi oleh enamel pada mahkota dan oleh sementum di akar. Bagian tengah gigi mengandung pula atau sistem endodontik.

Enamel

Enamel adalah jaringan paling keras dan termineralisasi di dalam tubuh. Tidak memiliki saraf atau suplai darah. Kandungan anorganik dari enamel dewasa berjumlah 96-97% dari berat, sisanya bahan organik dan air. Bahan organik terdiri dari kristal kalsium. Hidroksiapatit disusun dalam suatu model di sudut kanan permukaan gigi. Kandungan organik terbuat dari protein dan peptida terlarut dan tidak terlarut (Gorrel, 2004). Enamel gigi anjig lebih tipis dibandingkan dengan gigi manusia, umumnya berukuran 0,5 mm tebalnya.
Formula gigi pada anjing adalah :
Gigi susu = 2x (I 3/3; C 1/; P 3/3) = 28
Gigi permanen = 2x (I 3/3; C 1/1; P 4/4; M 2/3) = 42

Dentin

Komposisi dentin pada berat basah adalah 70% bahan anorganik, 18% bahan organik 12% air. Anorganik terdiri dari terutama kalsium hidroksiapatit kristal yang mirip dengan yang terlihat di sementum dan tulang, tetapi lebih kecil dari kristal hidroksiapatit pada enamel. Bahan organik terutama terdiri dari kolagen (Gorrel, 2004).

Sementum

Sementum adalah jaringan seperti tulang avaskular yang menutupi permukaan akar. Tidak mengandung kanal havarsian dan karena itu lebih padat dari tulang. Kalsifikasinya kurang dari enamel atau dentin, tetapi seperti dentin pengendapan sementum juga terjadi terus menerus sepanjang hidup. Sementum adalah komponen penting yang terlibat dalam mendukung gigi karena mampu proses resorptif dan reparatif (Gorrel, 2004).

Pulpa

Pulpa terdiri dari jaringa ikat diselingi secara bebas dengan pembuluh darah kecil, limfatik, saraf bermielin, saraf tidak bermielin dan sel mesenkimal tidak berdiferensiasi. Sistem pulpa dibatasi oleh odontoblas yang menghasilkan dentin. Di mahkota, bagian yang berisi pulpa disebut ruang pulpa (pulp chamber) dan akar sendiri disebut saluran akar (root canal). Saluran akar terbuka ke jaringan periapikal diujung akar. Foramen apikal dari gigi yang belum dewasa adalah terbuka lebar tunggal. Seiring bertambahnya usia, penutupan apeks (Apexogenesis) terjadi oleh deposisi berkelanjutan dentin dan sementum sampai gigi dewasa, ujung akar terdiri dari banyak bukaan kecil atau foramen yang memungkinkan pembuluh darah, limfatik, dan saraf (Gorrel, 2004).

Gingiva

Gingiva mengelilingi gigi dan bagian sisi alveolar, membentuk manset di sekeliling setiap gigi. Dapat dibagi menjadi gingiva bebas dan gingiva yang melekat erat pada periosteum yang mendasari tulang alveolar. Permukaan mulut gingiva dibatasi oleh epitel sel skuamosa parakeratinasi. Sulkus gingiva dibatasi oleh epitel sulkular mulut. Epitel sulkular mulut dan epitel penghubung yang tidak berkeratin sel epitel skuamous memiliki pergantian sel yang cepat. Jaringan ikat gingiva adalah padat berserat dan melekat kuat pada periosteum tulang alveolar (Gorrel, 2004).

Ligamen Periodontium

Ligamen periodontium adalah jaringan ikat yang menempelkan akar sementum ke tulang alveolar. Hal ini bertindak sebagai ligamen suspensori untuk gigi. Serabut kolagen dalam ligamen diatur dalam kelompok fungsional. Serabut individu tidak merentang seluruhnya jarak antara tulang dan sementum, mereka bercabang dan bersatu kembali dalam sebuah pola. Semua serabut mengikuti jalur bergelombag yang memungkinkan untuk sedikit pergerakan gigi dan akan menyerap benturan ringan ke dalam gigi (Gorrel, 2004).

Tulang Alveolar

Tulang alveolar tersusun dari bubungan rahang yang menopang gigi. Akar gigi terkandung dalam tekanan akar rongga alveolar di dalam tulang. Tulang alveolar berkembang selama erupsi gigi dan mengalami atrofi dengan kehilangan gigi. Hal ini merespon dengan mudah atas pengaruh eksternal dan sistemik. Respon umumnya terhadap rangsangan resorpsi, tetapi ini dapat disertai dengan pengendapan dalam beberapa situasi (Gorrel, 2004).