Fungsi Dan Sintesis Hormon Pada Kelinci Wolfii Dan Mulleri

Sebelum membahas topik Sintesis Hormon lebih jauh, hal yang juga penting diketahui mengenai klasifikasi hormon itu sendiri. 

Klasifikasi Hormon

Hormon merupakan senyawa kimia yang disintesis dari kelenjar endokrin untuk memacu kerja fisiologis dan biokimia dari suatu organ. Hormon dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya,  fungsinya, atau kelarutannya.

Berdasarkan struktur kimianya, hormon dapat dibedakan menjadi:

1. Derivat asam amino
2. Peptida/protein
3. Steroid.

Berdasarkan fungsinya, hormon dapat dibedakan menjadi:

1. Pertumbuhan dan diferensiasi
2. Regulasi metabolisme
3. Proses digesti
4. Homeostasis

Berdasarkan kelarutannya, hormon dibedakan menjadi:

• Hormon Lipofilik

Hormon lipofilik termasuk hormon steroid dan iodotironin(hormon tiroid), sukar larut dalam air. Hormon steroid tidak disimpan di dalam sel, namun langsung dilepaskan setelah disintesis.

1. Hormon Steroid: Progesteron, Estradiol(Estrogen), Testosteron, Kortisol, Aldosteron, Kalsitriol
2. Hormon tiroid : Tiroksin(Tetraiodotironin/T4), Triiodotironin(T3)

• Hormon hidrofilik

Hormon hidrofilik merupakan hormon dari peptida, protein, atau derivat asam amino. Hormon ini disintesis di sel glandular dan disimpan di dalam vesikel sampai tiba waktunya dilepaskan.

1. Derivat asam amino : Histamin, Serotonin, Melatonin, Katekolamin, Dopamin, Norepinephrin, dan Epinephrin.
2. Hormon peptida dan Proteohormon : Tiroliberin, Tirotropin, Insulin, dan glukagon 

Sintesis Hormon

• Sintesis hormon steroid

Semua hormon steroid disintesis dari kolesterol. Kolesterol akan mengalami tiga tahap hidroksilasi dan pembelahan menjadi pregnenolon. Pregnenolon merupakan senyawa intermediet yang penting dalam sintesis hormon steroid. Semua hormon steroid (kecuali kalsitriol) merupakan derivat dari pregnenolon.

• Sintesis hormon peptida

Sintesis hormon peptida diawali dengan sintesis preprohormon oleh ribosom. Di dalam rough endoplasmic reticulum (RER) preprohormon mengalami pembelahan menjadi prohormon. Prohormon tersebut akan ditransfer menuju apparatus golgi, kemudian prehormon tersebut akan dikeluarkan sebagai secretory granules. Prohormon mengalami pembelahan di dalam proses ini, sehingga hormon sudah aktif.