Teknik Laparatomi Operasi Anjing Yang Sulit Melahirkan

Operasi merupakan tindakan terstruktur dalam bidang medis yang dilakukan pada obyek baik hewan maupun manusia untuk mengatasi suatu masalah kesehatan serius. Tindakan operasi yang akan dilakukan khususnya pada hewan harus mempertimbangkan kondisi fisik hewan, keadaan ekonomi pemilik, dan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Dan penting juga sebelum tindakan operasi dilakukan, harus cermat dalam menegakkan diagnosis, prognosis, dan memastikan kesesuaian indikasi tindakan medis yang akan dipilih apakah membutuhkan operasi atau tidak. Karena apabila suatu tindakan operasi dilakukan tanpa memperhatikan diagnosis pada pasien maka dapat berdampak merugikan bagi pasien itu sendiri mulai dari resiko ringan sampai mengancam jiwa. Namun apabila memang pasien membutuhkan tindakan operasi maka perlu dilakukan persiapan – persiapan khusus sebelum dan sesudah operasi.Keberhasilan suatu kegiatan operasi hewan tidak terlepas dari persiapan –persiapannya baik persiapan sebelum operasi (pre operasi) maupun persiapan setelah operasi (pra operasi). Sebelum operasi, umumnya dilakukan pemeriksaan fisik mulai dari berat badan, suhu rektal, frekuensi nafas, pulsus, denyut jantung, kondisi mukosa, ukuran pupil dan reflek terhadap cahaya, serta kondisi lainnya. Setelah itu dilakukan persiapan – persiapan sebelum operasi yang meliputi : persiapan alat atau instrumen bedah, persiapan ruang operasi, persiapan pasien (hewan), dan persiapan operator (petugas yang akan melakukan operasi). Setelah melakukan persiapan pre operasi barulah memasuki tindakan operasi.

Persiapan

Ada banyak hal yang perlu dilakukan atau dipersiapkan sebelum dokter hewan melakukan tindakan pembedahan atau operasi terhadap suatu kasus bedah yaitu persiapan operasi atau preoperasi, yang meliputi desinfeksi dan sterilisasi terhadap peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi, tindak operasi itu sendiri dan perawatan hewan yang masuk dalam tindakan postoperasi. Selain sterilisasi dan desinfeksi peralatan operasi, status hewan seperti sejarah penyakit, anamnese dan status present diperlukan untuk dapat mendiagnosa penyakit. Selanjutnya tindak bedah apa yang akan dilakukan, perlu juga mempertimbangkan anastesi yang diberikan sebelum operasi dan tindak bedah yang akan dilakukan pada hewan tersebut. Persiapan dan pemilihan yang berhubungan dengan pembedahan pasien memerlukan perhatian yang teliti. Pasien perlu selalu dilakukan pengujian fisik lengkap, yang diikuti oleh pemeriksaan laboratorium. Sejarah penyakit membantu dalam menentukan uji laboratorium dan fisik. Memperoleh informasi sebelum dilakukan operasi juga dilakukan sebagai perbandingan menyangkut status hewan sebelum dan setelah pembedahan (misalnya keadaan tulang belakang sebelum dan sesudah operasi dilakukan).

Sterilisasi

Sterilisasi adalah pembinasaan dari semua jasad renik ( bakteri, virus, dan spora) pada suatu bagian. Sterilisasi ini pada umumnya mengacu pada obyek ( misalnya peralatan, penutup, kateter, jarum jahit) yang berhubungan langsung dengan jaringan steril atau yang masuk dalam sistem vaskuler. Karena jaringan bagian dalam dari badan steril, beberapa persediaan atau peralatan yang berhubungan langsung dengan jaringan ini harus pula steril. Metoda sterilisasi peralatan yang berhubungan dengan pembedahan atau peralatan lain menggunakan uap air, bahan-kimia, plasma, dan radiasi peng-ion. Kemampuan tentang segala metoda sterilisasi tergantung pada nomor, jumlah, jenis, dan yang tidak bisa dipisahkan resistensi jasad renik untuk disterilkan dan apakah material lain ( misalnya tanah,dan  minyak) ada dalam bagian yang berlawanan dengan pelindung atau menonaktifkan agen sterilisasi.

Desinfeksi

Desinfeksi pada umumnya menggunakan cairan desinfektan. Pemilihan desinfektan yang sesuai tergantung pada hasil yang diinginkan. Beberapa desinfektan efektif membinasakan jumlah terbatas jasad renik yang lainnya efektif membunuh semua organisme, mencakup spora. Komponen disinfeksi yang umum digunakan oleh dokter hewan pre operasi diantaranya adalah :
  • Alkohol : Isopropyl alkohol (50-70%), Ethyl Alkohol 70%
  • Komponen Chloryne : hypochlorite
  • Komponen Iodine : Iodhopors (7,5% scrub solution)
  • Glutataldehyde : 2% alkaline solution.
Metode Preparasi

Metode preparasi meliputi :
  • Preparasi Ruang Operasi
  • Preparasi Alat/Instrumen Operasi
  • Preparasi Pasien
  • Preparasi Operator atau Team Pembedahan
1.  Preparasi ruang operasi

Perlengkapan pada ruang operasi meliputi lampu, meja benang, meja jarum, dan meja obat-obatan disiapkan. Persiapan ruang operasi meliputi :
  • Ruang operasi, meja dan perlengkapan lainnya dibersihkan.
  • Desinfeksi dengan desinfektan.
  • Dilakukan fumigasi dengan formalin dan KMNO4 dengan perbandingan 1:2 dan dibiarkan selama 15 menit.
2.  Preparasi alat

Jika peralatan bedah telah disiapkan dalam suatu operasi, itu masih belum menjaminkesterilitasanya  bahkan jika semua itu telah terlindung secara  hati-hati, sehingga instrument bedah  sebaiknya dipersiapkan segera sebelum operasi. Adapun prosedurnya yaitu:
  • Alat dicuci dengan air sabun, bila perlu disikat bila ada percikan darah.
  • Dibilas dengan air hangat sampai bersih.
  • Dibilas dengan desinfektan.
  • Dikeringkan dengan lap bersih.
  • Dimasukan kedalam bak instrumen.
  • Dibungkus dengan kain penutup.
  • Dimasukan kedalam autoclave 1210C selama 1 jam.
Pada saat preparasi alat, alat-alat operasi yang sekiranya dibutuhkan antara lain:
  • Scapel dan set pisau bedah yang biasa digunakan
  • Scissor/ Gunting bedah
  • Artery forceps
  • Needle holder
  • Suture Instruments
3.  Preparasi hewan

Pada dasarnya pasien adalah sumber utama dari kontaminasi pembedahan, seperti staphylococcus endogen dan streptococcus pada kulit. Perpindahan mikroorganisme biasanya mudah dihilangkan dari kulit melalui scrub fisik dan beberapa antiseptic. Namun mikroorganisme yang telah membentuk koloni biasanya jauh lebih kompleks, dan muncul pada jaringan pada waktu yang signifikan disertai dengan pembentukan biofilm. Secara klinis, biofilm terbentuk ketika bakteri mengontaminasi jaringan tubuh saat pembedahan, dan kemudian kontak dengan mikroorganisme sejenis untuk membentuk biofilm pada matriks. Sehingga infeksi dapat terjadi dalam masa pembedahan, dan hal ini terjadi karena Kulit normal tidak dapat membentuk respon imun dengan cepat, sehingga infeksi tidak dapat dikenali oleh tubuh Efek metabolism dari biofilm yang dibentuk oleh mikroorganisme, juga dapat mereduksi lama waktu “minimum inhibitory concentration” (MIC) saat pemebedahan. Dari hal ini maka team pembedahan harus mencegah kontaminasi yang terjadi sebelum, atau saat pembedahan berlangsung seminimal mungkin, melalui proses Cliping (pencukuran) rambut pada kulit, dan Draping.

Pemeriksaan Fisik Hewan

Hewan harus dievaluasi secara sistematis sepanjang pemeriksaan fisik, dan semua sistem badan hewan harus diperiksa. Kondisi umum ( kondisi badan, sikap, dan status mental) harus dicatat. Hewan yang trauma perlu dilakukan suatu pengujian penyakitsyaraf dan suatu pengujian bedah tulang, sebagai tambahan evaluasi individu yang berhubung pernapasan, gastrointestinal, cardiovasculer, dan sistem air kencing. Keadaan darurat boleh hanya melakukan pengujian sepintas lalu sampai kondisi binatang telah stabil. Evaluasi status fisik yang preanasthetic menyangkut faktor penentu terbaik kemungkinan cardiopulmonary keadaan darurat selama atau setelah surgary; semakin memburuk status fisik, yang lebih tinggi adalah resiko kesulitan berhubungan dengan pembedahan dan anasthetic.

Urinasi dan defekasi

Berguna untuk mencegah kontaminasi dari feses hewan atau urin
  • Hewan dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam
  • Pengosongan kantung kemih(vesica urinaria) lewat kateter
  • Pada pembedahan perineal, kontaminasi feses harus diminimalisir dengan cara evakuasi manual dan penjahitan purse-string
Pemotongan Rambut
  • Pertama-tama hewan harus dimandikan terlebih dahulu dengan shampho sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pembedahan
  • Rambut dipotong pada daerah pembedahan dengana area yang luas, umunya dengan garis tengah 15 cm.
Cliping (pencukuran)

Disarankan menggunakan elektrik clipers, sebab mata pisau cukur biasa dapat menyebabkan luka pada kulit, dan member peluang kontaminasi. Pada Teknik clipping biasanya rambut dipotong dengan 2 teknik:
  • Sebagian besar rambut yang dipotong dengan cliiping, dimulai dari bagian yang paling tipis. Dan rambut dicukur sampai bersih
  • Rambut dipotong dengan satu arah
Selama pencukuran, tangan yang satu hendaknya digunakann untuk menarik rambut untuk mencegah lipatan kulit terluka. Dan ukuran pisau harus diperhatikan, beserta dengan kebersihanya.

Persiapan Antiseptik pre-operasi

Sebelum hewan tersebut akan dipindahkan ke ruang operasi, persiapan kulit awal harus dilakukan. Tujuannya dari perawatan ini adalah untuk menghilangkan kotoran kotor dari kulit longgar squames (epitel yang mengalami penandukan), menghilangkan mikroorganisme sementara dan mencegah kontaminasi.  Scrub kulit yang ideal harus :
  • Besifat seperti Sabun (untuk menghilangkan kotoran dan minyak)
  • Berspektrum luas bakterisida, virucidal, sifat fungisida dan sporicidal
  • Membunuh mikroorganisme dengan waktu kontak minimal
  • Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan setiap jaringan lain
  • Ekonomis.
Pemposisian pasien

Posisi pasien di meja operasi akan tergantung pada prosedur yang akan dilakukan. Namun, beberapa poin umum yang diberikan di sini. hewan harus dipindahkan ke tempat pembedahan sedemikian rupa agar bidang bedah yang disiapkan tidak terkontaminasi.Semua pemantauan anestesi dan alat-akat yang lain telah siap, diathermy ground plates ditempatkan dan warm-air blanket diposisikan sebelum steril scrub dan Draping Pengetahuan tentang prosedur akan diperlukan untuk mengantisipasi akses antara bagian tubuh hewan, posisi ahli bedah dan asisten, dan lokasi instrument pembedahan. Untuk meminimalkan kontaminasi silang, posisi bantu harus mudah dibersihkan, didedikasikan untuk teater dan tidak digunakan di bagian lain dari bangunan. Berbagai bantu yang tersedia. Palung adalah cara yang baik untuk menjaga pasien dalam posisi  dorsal dan ideal untuk posisi untuk bedah ekstremitas, namun hal ini membatasi akses ke thorax dan dapat membahayakan operasi perut. Lebih serbaguna sandbag bersih atau handuk digulung menjadi bentuk palung Usap-bersih beanbags, yang sesuai dengan bentuk binatang dan kemudian mempertahankan posisi tersebut dengan mengurangi udara dari tas, bisa sangat berguna, tetapi masih dalam batas reposisi hewan normal Ekstensi lengan pada meja untuk mendukung anggota badan pasien, umumnya lebih disukai oleh beberapa ahli bedah.

Draping out

Jika pembuluh darah pada kaki belum ditemukan, Untuk mengurangi traumatis, akan lebih baik jika kaki dikeluarkan dari lapang bedah, pertama-tama kaki harus ditutup dengan latex glove atau perban yang steril untuk mengurangi kontaminasi. (lihat gambar disamping. Teknik melakukan Draping)

Preparasi Operator dan Team Pembedahan

  • Memakai Alas kaki
Tingkat bakteri di lantai teater tidak berbeda apakah sepatu bedah standar atau khusus dan penggunaan sepatu bedah tidak berpengaruh terhadap kejadian infeksi selama pembedahan. Namun, penggunaan alas kaki khusus atau sepatu mencakup ketika keluar dari ruang operasi dan melakukan kendali untuk disiplin dan dapat membantu mengurangi tranmisi mikroorganisme
  • Operator dalam keadaan bersih dan kuku tangan pendek.
Kuku juga merupakan sumber potensial untuk kontaminasi
  • Masker dan tutup kepala dipakai.
Dari semua item standar teater pakai, masker adalah mungkin yang paling khas. Masker mengurangi  kerentanan mereka terhadap bagian dari mikroorganisme saat pembedahan. Selain itu, mikro- organisme akan melewati sekitar sisi masker selama pernafasan. Begitu juga dengan rambut. Rambut adalah pembawa signifikan bakteri. Kepala adalah sering diposisikan langsung di atas tempat bedah dan shedding dari rambut telah terbukti meningkatkan tingkat infeksi bedah. Karena itu semua rambut harus ditutupi oleh semua anggota tim bedah.
  • Cuci Tangan
Tangan dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku dan dibilas kurang lebih 15x, kemudian dilap. Adapun tujuan dari pencucian tangan dokter bedah adalah untuk:
  1. Hapus kotoran dan minyak
  2. Menghilangkan transmisi mikroorganisme
  3. Mengurangi mikroflora serendah mungkin dan selama mungkin.
  • Baju operasi dipakai yang dibantu oleh asisten. 
  • Memakai Sarung tangan
Sifat elastis sarung tangan lateks memungkinkannya untuk sesuai dengan bentuk tangan dokter bedah. Sarung tangan harus nyaman dan pas untuk mengurangi kemungkinan terdeteksi trauma kantong longgar di sekitar jari. Sarung tangan karet membentuk penghalang yang sangat efektif, tetapi mungkin ada lubang-lubang kecil pada sampai dengan 1,5% dari mereka sebelum digunakan (standar quality control) dan sarung tangan mungkin akan sobek  sampai dengan 13% dari prosedur bedah, sehingga mereka harus membersihkan kulit menyeluruh Teknik. Double-gloving mengurangi risiko menyelesaikan perforasi tidak sengaja, tapi mengurangi sensitivitas dokter bedah yang, serta kurang menjanjikan, membuat ahli bedah kurang menyadari bahwa sarung tangan telah tertusuk. sarung rusak harus diubah selama operasi.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum pembedahan dimulai

Ada beberapa hal  yang perlu diperhatikan terhadap detail dan disiplin diperlukan untuk menjaga keutuhan kesterilan pembedahan Bidang steril terdiri dari :
  • Pasien sudah tertutup selimut dengan benar
  • Para ahli bedah dan operator memakai pakaian bedah steril
  • Instrumen bedah benar-benar tertutup dan steril .
Instrumen

Hanya personil yang memakai pakaian bedah dan sarung tangan steril saj ayang bisa mnegambil instrumen bedah. Instrumen bedah harus ditata sepenuhnya dengan semua instrumen dan hal yang mungkin diperlukan sebelum sayatan pertama dibuat.

Personil

Kebersihan personil harus dipertimbangkan. leher, aksila dan siku akan mengumpulkan kelembaban, yang akan memungkinkan bakteri tumbuh sehingga tidak steril.

Kontaminasi

Jika sarung tangan terkontaminasi, sarung tangan harus diganti. Jika insiden kontaminasi terjadi, mungkin diperlukan untuk ahli bedah atau asistennya untuk mengganti pakaian dan sarung tangan lengkap dan dalam hal ini mungkin bijaksana untuk memulai scrub/pembersihan singkat lagi.

Pada hewan kecil, umumnya dilakukan laparotomy melalui linea alba atau dengan beberapa variasi. Hal ini lebih mudah ditoleransi oleh pasien dan dapat memberikan penampakan viscera abdominal secara menyeluruh. Selama beberapa tahun, laparotomy melalui linea alba pada kuda juga telah dilakukan, dimana pembedahan dapat memberikan penampakan viscera abdominal secara menyeluruh, mengurangi reaksi jaringan pasca operasi, dan menghilangkan kemungkinan terjadinya luka pada fossa sublumbar. Pada hewan domestik yang lebih besar, pembedahan dekat abdomen bagian bawah tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh karena tekanan dari isi abdomen dan luka dapat terbuka akibat beratnya viscera. Oleh karena itu, laparotomy umumnya dilakukan melalui pembedahan flank. Pada kerbau yang tidak dapat mentoleransi recumbency lateral karena tympany ruminal dan diperparah oleh temperamennya yang tidak tenang, maka pembedahan abdominal dilakukan secara berdiri dibawah analgesia regional. Walaupun terdapat beberapa keuntungan dalam prosedur ini, harus diingat bahwa pembedahan flank mengurangi penampakan daerah viscera dan mengakibatkan manipulasi viscera abdominal lebih sulit dilakukan.

Definisi

Laparotomy berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berati perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomy dapat didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk laparotomy adalah celiotomi.

Laparotomy Medianus

Laparotomy medianus adalah insisi pada ventral abdomen yang dilakukan melalui linea alba (midline atau garis median), pada median kiri dan kanan atau insisi tranversal pada dinding abdomen. Insisi pada garis median tepat dilakukan pada garis tengah abdomen dan linea alba, sehingga kemungkinan terjadi perdarahan sangat kecil karena tidak ada pembuluh darah atau syaraf yang terinsisi. Penyayatan ini umumnya dilakukan pada hewan kecil. Lapisan yang disayat adalah kulit, musculus rectus abdominis internus dan eksternus, serta peritoneum.

Laparotomy medianus dibagi menjadi dua yaitu:
  • Laparotomy medianus anterior penyayatannya dilakukan pada anterior umbilical sampai tulang rawan xyphoideus dengan target organ yaitu diaphragm, hati, empedu, ginjal, ovarium, dan gastrium usus.
  • Laparotomy medianus posterior penyayatannya pada post umbilical sampai tendon pubis dengan target organ vesica urinaris, prostat dan kolon.
Kelebihan dari laparotomy medianus adalah mudah dicapai (terlihat ada garis putih), sedikit perdarahan, dan sedikit mengandung syaraf. Sedangkan kekurangannya adalah mudah terjadi hernia dan kesembuhannya cenderung lama.


Indikasi Laparotomy

Laparotomy dilakukan untuk:
  • Pembedahan di dalam rongga abdomen seperti seksio caesaria, ovariohysterectomy, hysterectomy, enterectomy, cystotomy, gastrotomy, spleenectomy, nephrotomy, nephrectomy,
  • Untuk tujuan diagnostik,
  • Penanganan neoplasma
Berikut merupakan langkah-langkah yang diperlukan dalam merawat Anjing pasca operasi:
  1. Membawa Anjing Pulang
  2. Berikan Lingkungan yang Tenang; Anjing Anda memerlukan banyak istirahat untuk memulihkan kembali tubuhnya yang masih lemah. Untuk itu, buatlah suasana yang tenang dan nyaman bagi Anjing. Jauhkan dari Anjing-anjing lainnya untuk sementara.
  3. Jangan Meninggalkan Anjing Selama 24 Jam Pasca Operasi; Awasi anjing anda pada 24 jam pertama pasca operasi. Pastikan anjing makan, minum, membuang air, dan tidak merasa kesakitan. Tidak buang air besar selama 1-2 hari setelah operasi merupakan hal yang wajar bagi anjing.
  4. Memberikan makanan secara bertahap; Efek obat bius menyebabkan Anjing akan merasakan mual, sehingga terkadang Anjing tidak mau makan. Jangan berikan makanan langsung dalam porsi penuh, sebaiknya berikan secara bertahap. Dekatkan makanan ke mulut Anjing, dan biarkan ia makan dengan sendirinya, tanpa dipaksa.
  5. Memberikan makanan yang berkualitas; Berikan makanan yang berkualitas untuk mempercepat pemulihan luka jahitan dengan makanan yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan Zinc. Protein yang baik merupakan protein yang bersumber dari bahan alami dan terbuat dari daging asli. Kembalikan pola makanan anjing anda seperti biasanya pada waktu satu hari setelah operasi.
  6. Sediakan Air minum; Pastikan Air minum selalu tersedia untuk mencegah dehidrasi.
  7. Hindari Anjing Menjilati Luka Jahit; Anjing akan sering menjilati luka jahitnya. Hal tersebut dapat dihindari dengan memakaikan collar pada Anjing agar anjing tidak dapat menjangkau luka tersebut.
  8. Berikan Obat tepat waktu; Berikan obat secara teratur. Obat tersebut biasanya membantu dalam mengurangi rasa sakit setelah operasi dan mencegah terjadinya infeksi pada luka jahit.
  9. Periksa Suhu Badan Anjing Tiap 6 Jam sekali; Cek kondisi suhu badan Anjing Anda tiap 6 jam sekali. Jika Anjing Anda mengalami demam (dengan suhu badan diatas 39 derajat celcius), maka juga perlu melihat kondisi lukanya, sudah mengering atau masih basah. Periksa apakah ada jahitan yang terbuka dan adanya nanah pada lukanya. Karena bisa jadi kondisi demam ini disebabkan oleh adanya Infeksi.
  10. Kurangi aktifitas Anjing; Hindari terlalu banyak gerakan fisik dan aktifitas bermain dalam seminggu pertama setelah operasi. Terlalu banyak bergerak dapat menyebabkan luka sulit menutup dan sembuh.
  11. Hindari memandikan Anjing pasca Operasi; Memandikan anjing baru boleh dilakukan setelah 10 hari setelah operasi. Memandikan anjing dapat menyebabkan bekas luka menjadi basah, terbuka dan memperlama waktu penyembuhan.
Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi menjadi 4 fase utama :
  • Respons inflamasi akut terhadap cidera
Mencakup hemostasis, pelepasan histamin dan mediator lain dari sel-sel yang rusak, dan migrasi sel darah putih (leukosit polimorfonuklear dan makrofag) ke tempat yang rusak tersebut.
  • Fase destruktif
Pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
  • Fase poliferatif
Yaitu pada saat pembuluh darah baru, yang diperkuat oleh jaringan ikat, menginfiltrasi luka.
  • Fase maturasi
Mencakup re-epitelisasi, konstraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat. Dalam kenyataannya fase-fase penyembuhan luka tersebut saling tumpang tindih dan durasi dari setiap fase serta waktu untuk penyembuhan yang sempurna bergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien, dan adanya bantuan ataupun intervensi dari luar yang ditujukan dalam rangka mendukung penyembuhan.


Referensi
Firth, E.G., Fontijne, P., Kersjes, A.W., Nemeth, F., Rutgers, L.J.E., van der Velden, M.A. 1985. Atlas of Large Animal Surgery. London: Williams & Wilkins.
Hernández, C., Restrepo, R. 2005. Adenocarcinoma in the Jejunum of a Dog: A Case Report. Colombia: Revista.
Hickman, john. et al. 1995. An Atlas of Veterinary Surgery. Blacwell Science. E-book
Hutchinson Tim, et al. 2012. Canine and Feline Surgical Principles E-book. BSAVA Foundation

Comments

  1. butuh dana cuma bermodal 10.000 mari gabung di poker terpercaya hanya di WWW.FANSPOKER.COM
    || bbm : 55F97BD0 || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BULAN DAN KERUPUK KARYA YUSEP MULDIANA

Pemikiran Susanne K. Langer Dalam Memabaca Simbol Pada Seni