Contoh Ransum Sapi Jantan Dan Strategi Pemberian Pakan
- MENYUSUN RANSUM SAPI JANTAN
Adapun bahan pakan penyusun ransum adalah : jerami padi, dedak halus kampung, gaplek dan bungkil kelapa.
Pemberian BK adalah 3 % berdasar bobot badan dengan imbangan hijauan dan konsentrat adalah 20 % berbanding 80.%. Penggunaan bungkil kelapa dibatasi maksimal 20 % dari konsentrat.
Langkah 1 : sapi jantan dengan BB 300 kg dengan PBBH 1,00 kg/hari membutuhkan zat – zat makanan tertera pada tabel 1.
Langkah 2 : Menentukan jumlah konsumsi bahan kering jerami padi, konsentrat dan bungkil kelapa yang akan diberikan pada ternak :
Jumlah bahan kering (BK) yang dibutuhkan = 3 % x 300 kg = 9 kg
Jumlah jerami padi yang akan diberikan = 20 % x 9 kg = 1,8 kg
Jumlah konsentrat yang akan diberikan = 80 % x 9 kg = 7,2 kg
Jumlah bungkil kelapa = 20 % x 7,2 kg = 1,44 kg
Langkah 3 :Mengetahui kandungan zat nutrient jerami padi dan bungkil kelapa.
Langkah 4: Menghitung zat nutrient yang disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa serta membandingkan dengan kebutuhan zat nutrient sapi jantan. Kekurangan bahan kering (BK) sebesar 4,36 kg (4360 gram) dan protein kasar (PK) sebesar 180,8 gram trersebut harus dipenuhi oleh campuran dedak halus dan gaplek yang mengandung protein sebesar = (180,8 / 4360) x 100 % = 4,15 %.
Langkah 5; Menghitung proporsi dedak halus kampung dan gaplek dengan menggunakan metode bujur sangkar pearson. Perhitungan terakhir adalah menghitung zat – zat makanan yang dapat disediakan oleh semua bahan pakan dan kita bandingkan dengan kebutuhannya seperti tabel 4.
Jadi ransum masih kekurangan energi (TDN) sebesar 0,31 kg. Untuk menyeimbangkan dapat digunakan molases atau tetes. Tetes mengandung BK 86 % dari TDN 69 %. Jadi kekurangan TDN sebesar 0,31 kg atau (310 gram) diperoleh dari tetes sebanyak ( 310/69) x 100 gram = 449 gram. Perbandingan Ca banding P yang ideal adalah 1 banding 1. untuk mencapai perbandingan tersebut maka di dalam ransum harus ditambahkanCaCO3. sumber Ca CO3 yang mudah didapat adalah dolomite atau kapur yang mengandung Ca sebesar 36 %.
Untuk mencapai kesimbangan tersebut, maka di dalam ransum harus ditambahkan kapur sebanyak : (61,58 – 29,32)/ 0,36 = 89,90 gram.
Langkah 6 : Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut :
Jerami padi = (100/80) x 1,8 kg = 2,30 kg
Dedak halus kampung = (100/60) x 2,32 kg = 3,80 kg
Bungkil kelapa = (100/60) x 1,44 kg = 2,44 kg
Gaplek = (100/60) x 2,04 kg = 3,40 kg
Tetes = (100/86) x 469 kg = 545,3 gram
Pakan seimbang bukan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan karena kita hanya dituntut untuk cerdik mengkombinasikan bahan pakan yang ada disekitar kita.
Tidak ada formulasi bahan yang baku. Dengan mengkombinasikan bahan pakan yang tersedia serta penggunaan suplemen dari bahan pakan lokal diharapkan akan tercipta ransum yang murah tetapi mampu memberikan hasil yang optimal.
- STRATEGI PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI POTONG
Teknik pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian hijauan dan konsentrat. Ransum hendaknya tidak diberikan sekaligus dalam jumlah banyak setiap harinya, melainkan dibagi menjadi beberapa bagian.
Pada pagi hari, misalnya pukul 07.00, setiap harinya sebaiknya diberi sedikit hijauan untuk merangsang keluarnya saliva (air liur). Saliva ini berfungsi sebagai larutan buffer (penyangga) di dalam rumen sehingga pH rumen tidak mudah naik maupun turun pada saat sapi diberikan pakan konsentrat. Pemberian pakan konsentrat dengan kandungan karbohidrat tinggi akan mudah terfermentasi sehingga menghasilkan asam lemak mudah terbang yang berpotensi menurunkan pH rumen. Sementara pemberian konsentrat yang banyak mengandung protein terdegradasi akan menghasilkan NH3 yang berpotensi meningkatkan pH rumen. Kondisi peningkatan dan penurunan pH rumen secara ekstrim akan berbahaya bagi kesehatan ternaknya.
Setelah mengkonsumsi sedikit rumput, sapi tersebut diberi setengah jatah konsentrat. Misalnya, apabila jatah konsentrat yang harus diberikan 6 kg, maka pada pagi hari diberikan konsentrat sebanyak 3 kg. Dua jam kemudian, hijauan diberikan lagi. Pada sore hari sekitar pukul 15.00, konsentrat bagian kedua diberikan selanjutnya pada pukul 17.00 hijauan diberikan lagi.
Ternak yang tidak biasa mengkonsumsi konsentrat., seringkali tidak mau memakannya. Oleh karena itu harus dilatih terlebih dahulu. Biasanya setelah satu minggu ternak akan terbiasa untuk makan konsentrat. Apabila ternak mendapat konsentrat yang kering, maka hendaknya diberikan atau di sediakan air minum secara ad libitum (sebanyak – banyaknya) di dalam kandang.
(Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang. 2010).
Artikel Terkait : Proses Spermatogenesis Dan Metabolisme Spermatozoa
Artikel Terkait : Cara Mengetahui Kualitas Air Mani Dan Mekanisme Kerja Hormon
Comments
Post a Comment