Catatan Penting Pembuatan Obat Cair

Hal-hal Penting Dalam Pembuatan Obat Cair
Kelarutan
Menurut Syamsuni (2012), zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memrlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah:

Dapat larut dalam air

1. Semua garam klorida larut kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
2. Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat basa seperti bismut subnitrat.
3. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4 (sedikit larut).

Tidak larut dalam air

1. Semua garam karbonat tidak larut dalam air, kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)CO3
2. Semua oksida dan hidroksida tidak larut dalam air, kecuali KOH, NaOH, BaO dan Ba(OH)2.
3. Semua garam fosfat tidak larut dalam air, kecuali K3PO4, Na3PO4, (NH4)3PO4.

(Syamsuni, 2012).


Kestabilan
Pada bahan-bahan obat yang tidak stabil dapat diberi bahan yang dapat menstabilkan sediaan cair tersebut (Anief, 2015). Kestabilan larutan yang polar akan larut dalam pelarut yang polar pula. Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam chloroform (Syamsuni, 2006).

Suhu

Beberapa zat padat umumnya bertambah larut jika temperaturnya dinaikkan, dan dikatakan zat itu bersifat eksoterm. Pada bebrapa zat lain, kenaikan temperature justru menyebabkan zat itu tidak larut, zat ini dikatakan bersifat endoterm. Contoh zat yang bersifat endoterm adalah CaSO4, Ca(OH)2, CaHPO3, Ca-gliserofosfat, minyak atsiri, dan gas-gas yang terlarut (Syamsuni, 2012).