Cara Penularan Penyakit Zoonosis & Klasifikasinya

Pengertian Zoonosis

Definisi zoonosis menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) adalah suatu penyakit yang secara alamiah dapat menular di antara hewan vertebrata dan manusia.

Menurut UU No. 6 tahun 1967 pengertian zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya atau disebut juga Anthropozoonosis. Begitu pula dalam UU No. 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan, sebagai pengganti UU No. 6 tahun 1967 dinyatakan bahwa penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia dan sebaliknya.

Zoonosis, menurut OIE (Office Internationale Epizooticae) merupakan penyakit yang secara alamiah dapat menular diantara hewan vertebrata dan manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosis dengan penyebaran penyakit tersebar ke seluruh penjuru dunia dan yang sering ditemukan di Indonesia misalnya antraks, rabies, leptospirosis, brucelosis, toxoplasmosis, tuberkolosis, salmonellosis, avian Influenza, dan lain-lain.

Karena banyaknnya penyakit menular yang tergolong zoonosis dan kompleksnya keragaman penyakit ini, maka berbagai ahli berusaha untuk menggolongkan menurut cara penularannya, reservoir utama, penyebab dan asal hewan penyebabnya. Berdasarkan cara penularan (arah penularan) penyakit zoonosis menurut Dharmonojo (2001), dapat dibedakan menjadi:
  • Anthropozoonosis yaitu penyakit yang ditularkan dari manusia ke hewan vertebrata
  • Zooanthropozoonosis yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia
  • Amphixenosis yaitu penyakit yang terdapat pada manusia maupun hewan.

Selain itu, zoonosis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
  • Berdasarkan tipe agen penyakit
  • Berdasarkan siklus hidup agen penyakit
  • Berdasarkan arah penularan
  • Berdasarkan spesies hewan vertebrata.
Berdasarkan tipe agen penyakitnya, zoonosis dapat dibedakan menjadi zoonosis bakterial, mikotik, viral dan parasit. Contoh dari zoonosis bakterial adalah anthraks, tuberkulosis, salmonelosis, dan leptospirosis. Contoh dari zoonosis mikotik adalah aspergillosis, dermatomycosis, dan candidiasis. Contoh zoonosis parasitika adalah taeniasis dan sistiserkosis. Contoh zoonosis viral adalah rabies, orf, dan AI. Sedangkan Toxoplasmosis merupakan contoh zoonosis kausa protozoa.

CORONA VIRUS DONATION
Artikel Terkait: Zoonosis Menjadi Ancaman Serius Kesehatan Manusia

Berdasarkan siklus hidup agen penyakit, zoonosis dibagi menjadi:
  • Orthozoonosis, merupakan zoonosis dimana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan satu hospes vertebrata. Contohnya anthraks, rabies, dan brucellosis.
  • Cyclozoonosis, merupakan zoonosis dimana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan lebih dari satu hospes vertebrata. Contohnya taeniasis dan sistiserkosis.
  • Metazoonosis, merupakan zoonosis dimana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan satu hospes vertebrata dan invertebrata. Contohnya babesiosis.
  • Saprozoonosis, merupakan zoonosis dimana untuk siklus hidup agennya dibutuhkan hospes vertebrata dan reservoir non-hewan. Contohnya pada kasus coccidiomycosis.
Sedangkan berdasarkan spesies hewan vertebratanya, zoonosis dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
  • Zoonosis diantara manusia dan hewan liar, contohnya rabies.
  • Zoonosis diantara manusia dan hewan piaraan, contohnya brucellosis, leptospirosis.
  • Zoonosis diantara manusia dan hewan rumah, contohnya amebiasis dan coccidiomycosis.
Penyakit zoonosis yang sering menyerang yaitu:
  • Rabies
Penyebab penyakit rabies adalah virus yang tergolong dalam Lyssa virus dan familli Rhabdoviridae. Morfologi partikel virus berbentuk seperti peluru dengan diameter 75 µm dan panjangnya antara 100-300 µm. variasi ukuran ini bisa dibedakan diantara strain virus rabies. Struktur virus ini tersusun dari envelop yang terdiri dari matrix/membran dan glycoprotein.
Cara Penularan Penyakit Zoonosis & Klasifikasinya
Siklus infeksi dan replikasi virus rabies ke membran sel induk semang terjadi melalui beberapa tahapan yaitu adsorpsi (perlekatan virus), penetrasi (virus entry), pelepasan mantel (uncoating/envelope removal), trankskripsi (sinthesis mRNA), translasi (sintesis protein), porcessing (G-protein gikoslasi), replikasi (produksi genomic RNA dari intermediate strand), perakitan (assembly) dan budding.

Referensi
Bahri S. 2008. Beberapa Aspek Keamanan Pangan Asal Ternak Di Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian. 1(3), 2008: 225-242.
Dierektur Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia Cetakan ke-2. Jakarta: Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Quinn, P. J.; Markey, B. K.; Carter, M. E.; Donnelly, W. J. C.; Leonard, F. C.; Maghire, D. 2002. Veterinary Microbiology and Microbial Disease. Australia: Blackwell Science
Ressang, A. A. 1983. Patologi Khusus Veteriner. Bali : Tean Leader IFAD Project
Soeharsono. 2002. Zoonosis: Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Subronto, dan Tjahajati. 2008. Ilmu Penyakit Ternak III (Mamalia) Farmakologi Veteriner: Farmakodinami dan Farmakokinesis Farmakologi Klinis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Indonesia.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit & Mikroba Pada Anjing & Kucing. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Wijanti, Tri. 2010. Zoonosis. Jurnal BALABA Vol 6, No 1, Juni 2010 : 20-21.
Wuryaningsih, Etty. 2010 Kebijakan Pemerintah Dalam Pengamanan Pangan Asal Hewan. Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Proudk Peternakan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian

Comments

  1. butuh dana cuma bermodal 10.000 mari gabung di poker terpercaya hanya di WWW.FANSPOKER.COM
    || bbm : 55F97BD0 || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BULAN DAN KERUPUK KARYA YUSEP MULDIANA

Pemikiran Susanne K. Langer Dalam Memabaca Simbol Pada Seni