Cara Melakukan Nekropsi
- Cara melakukan nekropsi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat nekropsi
- Mendapatkan sejarah
- Memeriksa kondisi eksternal hewan
- Membuka tubuh
- Mengeluarkan organ dan sampling organ
- Memeriksa sampel
- Menuliskan laporan
- Mendapatkan Sejarah (Anamnesa)
- Memeriksa kondisi eksternal hewan
- Melihat sekujur tubuh, apakah terdapat luka gigitan, bekas setruman, ataupun trauma
- Evaluasi secara umum status nutrisi dan cairan
- Lihat lubang eksternal, apakah terdapat leleran, dan lihat warna dari membran mukosa
- Apakah terdapat lesi pada kulit ataupun parasite
- Membuka tubuh
- Anjing diletakkan diatas meja seksi dengan posisi telentang dengan kepala di sebelah kiri.
- Kepala dan leher diluruskan, dibuat irisan dengan mengiris kulit dari mandibular sympisis sampai ichial arch, dengan memasukan pisau dibawah kulit. Pada pengulitan ini alat-alat kelamin dihindari, setelah itu kelenjar ambing atau penis dapat diperiksa saat itu juga
- Anggota gerak depan dan belakang direntangkan dan daerah lipat paha diiris sampai persendiaan coxofemoral kanan/kiri, sehingga letak lebih stabil begitu pula anggota gerak depan
- Dilakukan pemeriksaan kelenjar limfe, axilaris, dan prescapularis
- Kulit di daerah ventral dan lateral dikuliti lebih lanjut dan jangan sampai mengiris vena jugularis
- Pemeriksaan dibawah kulit terhadap lemak, dehidrasi jaringan sub-kutis otot, dan kelenjar limpa
- Untuk membuka rongga badan, pertama kali membuka rongga perut dengan membuat irisan melalui linea mediana dari xyphoid sampai pubis
- Kemudian dibuat irisan transversal dari linea mediana dekat rusuk ke samping sampai daerah dorsal, parallel dengan rusuk terakhir. Perhatikan isi rongga perut serta letak organ-organ yang ada
- Sebelum membuka rongga dada dapat dilakukan uji negatifitas rongga dada, yaitu dengan memasukkan roujung pisau diantara tulang rusuk sambil diperhatikan gerakan diafragma. Dalam keadaan normal, gerakan diafragma akan bergerak kea rah rongga perut.
- Untuk membuka rongga perut dapat dilakukan dengan membuka sternal kartilago atau rusuk seluruhnya. Pada anjing muda dapat dilakukan dengan memotong sternal kartilago dengan pisau besar, dimulai dari bagian sternal ke kaudal sampai tulang rawan rusuk yang terakhir, dan pemotongan tersebut dilakukan sekaligus bagian kiri dan kanan. Pada anjing tua untuk memotong rusuk dapat menggunakan gunting tulang
- Jika semua tulang rusuk telah dipotong, sternum diangkat dari depan, mediastinum dan pericardium dipisahkan dan diafragma diiris dibagian tepi ventralnya. Periksa letak serta isi rongga dada
- Dengan menggunakan pisau, diiris otot mandibular bagian ventral dekat permukaan rahang bawah dimulai dari sympisis ke kaudal sampai remi madibularis bagian belakang, irisan tersebut diteruskan sampai bucal cavity, menembus mukosanya
- Jari dimasukkan ke dalam ruang tersebut dan keluarkan lidah melalui diantara mandibular prosesus. Lidah ditarik dan disertai irisan pada palatum durum dekat palatum molle kemudian ke pharink, larink beserta lidahnya , apabila tulang lidah telah dipotong maka dapat diteruskan ke daerah leher untuk memisahkan larynk, trachea dan oesophagus. Dan diperhatikan kelenjar ludah, kelenjar limfe, thyroid serta parathyroid.
- Mengeluarkan organ dan sampling organ
- Sistema respirasi
- Urogenitalia
- Jantung
- Jantung dipegang pada telapak tangan kiri dan permukaan anteriornya menghadap ke atas, dicari letak septumnya
- Jantung diputar sehingga permukaan posterior terlihat, diiris dari apex dinding posterior ventrikel kanan terus ke katupp trikuspidalis sampai aurikula/ atrium dilanjutkan ke pembuluh-pembuluh vena.
- Jantung diputar keposisi semula, diiris dari apex ventrikel kiri samai katup-katup aorta
- Diutar lagi, irisan dilanjutkan dari apex ke ventrikel kiri
- Otak
- Terlebih dahulu kepala dari leher dilepaskan pada persendian atlanto occipital, dilanjutkan memotong otot-ototnya
- Kepala difiksasi pada tempat fiksasi, kemudian dikuliti dengan mebuat irisan dari os frontale sampai occipital
- Buat tiga irisan: irisan longitudinal dari forame magnum ke os frontale. Pada sisi kanan kiri, irisan transversal dari sudut mata luar kanan dan kiri sehingga akan bertemu
- Setelah terbuka, selaput otak dibuka dan diamati perubahannya.
- Otak dikeluarkan dengan memotong perlekatan otak pada lobus olfactorius, kepala dibalik sehingga gaya otak tersebut bagian anterior otak akan keluar dari daasar ruang tengkorak (Sugiyono.dkk , 2017)
Artikel terkait : Gambaran Hematologik & Patologi Klinik Distemper
- Pengamatan perubahan makroskopik dan histopatologik pada anjing mati akibat distemper
Gambar 6. Gambaran mikroskopik berbagai organ anjing penderita distemper.
Keterangan:
- Kongesti ( ) yang terjadi pada vena centralis hati anjing penderita distemper berumur 2 bulan (HE, 400x).
- Perdarahan ( ) yang terjadi pada septa alveoli paru-paru anjing penderita distemper berumur 2,5 bulan (HE, 400x).
- Perdarahan ( ) yang terjadi pada tubulus ginjal anjing penderita distemper berumur 2 bulan (HE, 400x).
- Degenerasi sel-sel neuron ( ) dan kongesti ( ) yang terjadi pada cerebrum anjing penderita distemper berumur 2,5 bulan (HE, 400x).
Lesi degenerasi yang menonjol ditemukan pada hati dan ginjal anjing penderita distemper berumur 2,5 bulan dan 4 bulan. Hal ini disebabkan oleh virus melalui sirkulasi darah masuk ke hati dan ginjal. Virus distemper ini awalnya bereplikasi dalam jaringan limfatik dalam sistem pernafasan. Virus akan menginfeksi sistem saraf pusat, sistem pencernaan, sistem pernafasan, epitel urogenital dan saraf optik (Wikipedia, 2012). Infeksi virus dalam jaringan limfoid menyebabkan leukopenia dan penghambatan aktifitas proliferasi limfosit. Akibatnya terjadi immunosupresi pada genus morbilivirus (Sawatsky, 2012). Dalam keadaan imunosupresif, maka virus akan merusak berbagai organ termasuk hati dan ginjal. Secara makroskopis terjadi kebengkakan organ dan degenerasi secara mikroskopis.
Paru-paru anjing penderita distemper tampak mengalami hiperemia, akibat vaso-dilatasi vaskuler yang menyebabkan volume darah di sekitar jaringan bertambah dan merupakan indikasi proses terjadinya peradangan. hiperemia pada suatu jaringan terjadi karena kapiler-kapiler yang ada pada organ/jaringan tersebut berdilatasi.
Lesi perdarahan yang menonjol ditemukan pada paru-paru dan hati anjing penderita distemper. Pada paru-paru anjing ditemukan banyak kejadian pada umur 2,5 bulan dan pada hati banyak ditemukan kejadian pada umur 2,5 bulan. Perdarahan pada paru-paru disebabkan karena rusaknya dinding pembuluh darah yang diakibatkan karena peradangan. Hasil pemeriksaan ini sesuai dengan hasil penelitian Kardena et al. (2011) yang menyatakan perubahan patologi organ teramati menjadi lebih merah bahkan cenderung kehitaman. Perubahan perdarahan jaringan hati pada anjing umur 2,5 bulan kemungkinan disebabkan karena virus mampu menginfiltrasi sel-sel endothel kapiler dan menyebabkan kerusakan sehingga dinding kapiler tersebut menjadi rusak dan menyebabkan terjadinya perdarahan. Pada penelitian ini, perdarahan dapat diamati di berbagai organ walaupun dengan derajat keparahan yang berbeda.
Sel-sel ganglion pada jaringan otak anjing ditemukan rusak dan lisis. Perubahan nekrosis jaringan ginjal terjadi pada umur 3,5 bulan dan 12 bulan kemungkinan disebabkan oleh terjadinya gagal ginjal sebagai kompensasi dari dehidrasi yang sangat hebat dan mengakibatkan penderita mengalami kematian.
Referensi
Brown,C.2012.A Fields Manual for Collection of Specimens to Enhance Diagnosis of Animal Disease.Athens : University of Georgia
Dharmojono H. 2011. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner 1. Jakarta: Pustaka Populer Obor Veronica
Fraser CM et al. 1991. The Merck Veterinary Manual. USA: Merck & Co., Inc
King,J.M.,Johnson,Dodd,D.C.,Newson,M.E.2013.The Necropsy Book A Guide for Veterinary Students,Residents, Clinicians, Pathologist, and Biological Researcher.New York: Charles Louis Davis DVM Foundation Publisher
Sugiyono,Purwandari Yuli,Sutrisno Bambang,Widyarini Sitarina,Wasito R.,Kurniasih,Tabbu C. R. 2017. Petunjuk Praktikum Patologi Sistemik dan Nekropsi. Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Tilley LP. FWK Smith. 2010. The 5 Minute Veterinary Consult, Canine and Feline. Baltimore : Wiliams & Wilkins Company.
Vetcentric. 2012. Canine Distemper Virus, Hard Pad Disease.
Yesi., I Made Kardena., I Ketut Berata. 2013. Gambaran Histopatologi Penyakit Distemper pada Anjing Umur 2 sampai 12 bulan. Indonesia Medicus Veterinus 2013 2(5) : 528 - 537 ISSN : 2301-7848
Schaim’s Veterinary Hematology oleh Jam, N.C. 1986 dan Buku Veterinary Laboratory Medicine oleh Duncan, J.R. dan Prasse, K.W. 1978)
.
ReplyDelete