UROLITIASIS DAN SISTOTOMI PADA ANJING

Urolithiasis adalah pembentukan batu ginjal atau kristal dalam sistem urinari. Penyakit ini terjadi karena komposisi pakan yang tidak sehat dan ketidakseimbangan nutrisi. Penyakit ini terjadi pada manusia maupun hewan. Kejadian pada manusia dan  hewan banyak dilaporkan, namun jarang ditemui urolithiasis pada kucing, terutama kucing betina. Dry food untuk kucing dan anjing dapat menyebabkan terjadinya lower urineary tract disease. Selama ini urolithiasis dilaporkan karena adanya penumpukn kristal stuvite, kalsium oksalat, dan asam urat. Ras kucing Himalayan dan Persian merupakan kucing yang paling sering mengalami urolith karena penumpukan kristal struvite (Houston, 2007). Pada anjing berukuran kecil sampai medium, seperti Miniature Schnauzer, Lhasa Apso, Yorkshire Terrier, Miniature Poodle, Shih Tzu, dan Bichon Frise, kristal struvite dan kalsium oksalat merupakan penyebab urolith yang paling sering terbentuk. Sedangkan anjing Dalmatian adalah ras anjing yang memiliki faktor predisposisi terbentuknya urolith karena penumpukan kristal asam urat. 


Penyebab urolithiasis adalah penumpukan urolith dengan berbagai jenis komposisi mineral. Pada kucing komposisi mineral pembentuk urolit diantaranya adalah struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat,  asam urat, dan sistin. Sedangkan pada anjing, pembentuk urolith diantaranya adalah kristal struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, urate, sistin, silica, dan xanthine (Vogt, 2002). Jenis-jenis urolith yang sering ditemukan pada anjing antara lain ; 
  • Urolith Struvite 
Berbentuk bulat atau persegi, kadang seperti bentuk pelvis renalis, ureter, vesika urinaria, atau urethra. Tersusun dari Mg++, NH4+, fosfat. Berwarna putih, kuning sampai coklat, agak keras dan rapuh, jika digerus hancur seperti kapur, permukaannya halus, atau kasar tanpa tonjolan (Osborne, 1999) Struvite urolith merupakan jenis kalkuli yang paling banyak terjadi pada anjing. Urolith ini dapat menyerang semua umur dan lebih banyak menyerang anjing betina. Jenis anjing yang sering menderita urolith struvite adalah Schnauzer dan Poodle, Shih Tzu, Bichon Frise, Lhasa Apso dan Cockers. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya urolith struvite adalah urinee bersifat alkalis, konsentrasi mineral yang meningkat dan faktor genetik. (Osborne, 1999)
  • Urolith Sistin 
Berbentuk bulat atau oval, biasanya kecil permukaannya halus, tersusun dari asam amino sistin, empuk, mudah dihancurkan, berwarna krem kekuningan, kuning kehijauan sampai coklat. Cystinuria dapat diidentifikasi berdasarkan kristal sistin yang berbentuk hexagonal. Terdapat pada urine yang asam, kecil, halus, berwarna kuning kecoklatan sampai kuning kehijauan. Cystinuria bisa terjadi pada anjing jantan dan betina, namun kalkuli sistin banyak terjadi pada anjing jantan. Tidak semua anjing yang menderita cystinuria berkembang menjadi urolithiasis. Dachshunds adalah anjing yang paling banyak menderita urolith sistin. (Osborne, 1999).
  • Urolith Urate 
Urolit urat berbentuk bulat atau oval, permukaannya halus, tersusun dari NH4 urat, biasanya kecil, berlapis-lapis konsentris seperti kulit telur, mudah pecah, berwarna kuning kecoklatan sampai kehijauan. Kurang lebih 70% urolith ini terjadi pada anjing jantan. Anjing yang sering menderita urolith ini adalah Dalmatian (60%), Bulldog, dan Yorkshire terrier (Osborne, 1999). 
  • Urolith kalsium oksalat 
Urolit ini berbentuk bulat atau oval, tersusun dari kalsium oksalat, dan sering mengandung kalsium fosfat, biasanya kecil sangat keras dan rapuh (mudah pecah, permukaannya ada yang halus atau tidak beraturan), berwarna krem sampai coklat, tetapi dapat berwarna hijau kecoklatan. Jenis anjing yang biasa terkena urolith ini adalah Schnauzers, Lhasa Apso, Yorkshire terriers, Bichon Frise, Shih Tzu, Miniature poodles. Kristal kalsium oksalat berbentuk octahedral (dyhidrate) dan berbentuk kumparan atau gelondongan (monohydrate) (Osborne, 1999). 

Patofisiologi 

Mekanisme terbentuknya urolith adalah terjadinya penimbunan kristal dari berbagai mineral. Faktor penyebab lainnya adalah diet/makanan, frekuensi urinasi, genetik, dan adanya infeksi traktus urinari. Saturasi memberikan energi bebas untuk terbentuknya kristalisasi. Semakin tinggi derajat saturasinya, semakin besar kemungkinan terjadinya kristalisasi dan perkembangan kristal. Oversaturasi urine dengan kristal merupakan faktor pembentukkan urolith tertinggi. Oversaturasi ini disebabkan oleh peningkatan ekskresi kristal oleh ginjal, reabsorpsi air oleh tubuli renalis yang mengakibatkan perubahan konsentrasi dan pH urine yang mempengaruhi kristalisasi. pH urine berhubungan dengan resiko pembentukan kristal kalsium oksalat. pH urine yang asam hingga netral akan menyebabkan terbentuknya urolith silica (SiO2). Sedangkan pH urine netral hingga basa akan menyebabkan terbentuknya urolith kalsium fosfat dan urolith (Osborne, 1999).

Derajat saturasi yang meningkat akan mengakibatkan terjadinya presipitasi (Elliot, 2003). Proses presipitasi mineral didalam traktus urinari dapat dijelaskan dengan dasar-dasar fisika-kimia dan meliputi sejumlah faktor termodinamik dan kinetik. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mempertimbangkan pembentukkan urolit dalam dua tahap, yaitu proses pembentukkan kristal dan proses agregasi/perkembangan kristal yang berakibat pada perkembangan urolith. Kecepatan aktual dari pertumbuhan urolit bergantung pada komposisi mineral dan adanya infeksi (Elliot 2003). 

Faktor Predisposisi dan Faktor Risiko 

Ras kucing Siam biasanya mempunyai risiko terkena cystine urolithiasis lebih tinggi dibandingkan kucing ras lainnya (Amiel et al., 2007). 

Gejala klinis 

Gejala klinis yang nampak pada anjing yang menderita urolithiasis menurut Osborne (1999) adalah sebagai berikut :
  • Gejala klinis yang terlihat apabila terjadi obstruksi pada urethra :
  1. Sering berusaha urinasi, namun urine yang dikeluarkan sedikit atau hanya menetes
  2. Terlihat tegang saat urinasi (dysuria/stranguria).
  3. Tidak mampu untuk urinasi (anuria) jika terjadi obstruksi sempurna
  4. Hematuria 
  5. Vesica urinaria menggelembung karena penuh urine
  6. Terjadi ruptur di vesica urinaria yang dapat mengakibatkan terjadinya ascites
  •  Gejala klinis bila terjadi cystic calculi (urolithiasis pada vesica urinaria) :
  1. Dysuria/stranguria
  2. Hematuria
  3. Gejala sistemik biasanya tidak nampak 
  • Gejala klinis bila terjadi renal atau ureteral kalkuli :
  1. Kesakitan pada bagian abdomina
  2. Hematuria
  3. Hydronephrosis mengakibatkan terjadinya pembesaran ginjal, apabila kalkuli menghambat aliran urine
  4. Nampak gejala sistemik, terjadi anorexia, depresi dan demam 
Pemeriksaan penunjang 
  1. Palpasi abdominal dilakukan untuk merasakan adanya batu yang terdapat di dalam vesika urinari. Apabila didapatkan hasil palpasi positif berupa kesakitan pada kucing, kemungkinan terjadi obstruksi di vesica atau terdapat urolith.  Urolith tidak hanya ditemukan pada vesica urinaria, tetapi juga dapat ditemukan di sepanjang traktus urinari. Apabila terjadi sumbatan pada traktus urinari dapat dideteksi dengan pemasangan kateter pada saluran uretralis.
  2. Pemeriksaan radiologi dapat memberikan gambaran keberadaan dan lokasi urolith.  pemeriksaan radiografi sangat penting untuk pengamatan adanya urolith pada ginjal dan lesi pada traktus urinari. Untuk mengetahui adanya urolith pada ginjal paling baik hewan diletakkan dalam posisi ventrodorsal, sedangkan untuk mengetahui urolith di dalam vesica urinari dan urethra sebaiknya dalam posisi mediolateral.
  3. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) merupakan teknik yang dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan mengevaluasi traktus urinaria. Tujuan utama pemeriksaan ultrasonografi adalah untuk menentukan jumlah kepadatan dan bentuk urolith (Woodley et al., 1995). Radiografi dan ultrasonografi merupakan teknik penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya abnormalitas dalam traktus urinari. 
  4. Urinalisis dan pemeriksaan laboratorium pada hewan sangat bermanfaat untuk menentukan jenis urolith. Pemeriksaan sedimen urine bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya hematuria, pyuria, proteinuria, infeksi bakteri dan untuk menentukan jenis kristal penyebeb urolith. pH urine bervariasi dan dapat memberikan petunjuk tentang jenis urolith. Identifikasi dan interpretasi kristal urine sangat penting untuk menentukan prosedur pengobatan yang harus dilakukan dalam menangani urolith. pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah  hematologi lengkap, kimia darah (fungsi ginjal, ureum dan kreatinin), serta beberapa kadar elektrolit di dalam darah seperti kalium, natrium, dan klor. 
Terapi 

Beberapa penanganan urolithiasis adalah :
  1. Pemasangan kateter dengan berbagai ukuran sesuai dengan besar ukuran kucing untuk jalan keluar urine 
  2. Menurunkan kadar protein dalam pakan untuk menghambat pembentukkan sistin urolit dan alkalinisasi urin. Obat yang diberikan  D-penicillamine yang mengandung thiol dengan dosis 2,5 mg/kgBB, dapat membentuk komplek soluble dengan sistin di urin 
  3. Mengikat sistin dengan 2-mercaptopropionylglycine (2MPG) sehingga konsentrasi sistin di urin lebih rendah. 
  4. Pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder 
  5. Pemberian antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik untuk mengurangi proses peradangan pada traktus urinari dan mengurangi rasa sakit 
  6. Cystotomy, yaitu pembedahan vesica urinari untuk mengambil kristal yang membentuk batu. 
  7. Urethrotomy, yaitu pembedahan pada uretra untuk mengambil kristal yang ada di dalamnya. Hal ini dilakukan apabila kristal tidak berhasil dimasukkan ke dalam vesica urinari menggunakan kateter. 

Referensi 
Elliot, C.A., J.M Kruger, J.P Lulich, D.J. Polzin, and C. Lekcharoensuk,. 2003.  Feline lower        urineay tract diseases, in Textbook of Veterinary Internal Medicine, S.J. Ettinger and           E.C. Feldman, Editors. 2004, W.B.Saunders: Philadelphia. p. 1721-1739 

Houston, 2007 . Epidemiology of Feline Urolithiasis. Veterinary Focus. Vol 17 No 1: 4-9

Houston, D.M., and A.E.P. Moore. 2004. Canine and Feline Urolithiasis : Examination of Over    50.000 Urolith Submissions To The Canadian Veterinary Urolith Centre From 1998 to       2008. Canadian Veterinary Journal 50 : 1263-1268.

Osborn, C.A., S.L Sanderson, J.P.Lulich, J.W Bartges, L.K. Urich, L.A. Koehler, K.A. Bird,        and L.L. 1999. Canine sistin urolithiasis. Cause, detection, treatment and prevention. Vet Clin North Am Small Animal Pract. 29:193-211, xiii,

Vogt, B.A, .  2002.. Conditions particularly associated with proteinuria. In: Behrman RE,             Kliegman RM, Jenson HB, editors. Nelson textbook of pediatrics. Philadelphia: WB Saunders; 2004. p. 1751-2.

Woodley, M. dan Whelan, A. (1995). Pedoman Pengobatan. Edisi I. Yayasan essential Medica dan Penerbit andi Offset. Yogyakarta, hal :571-572

Comments

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BULAN DAN KERUPUK KARYA YUSEP MULDIANA

Pemikiran Susanne K. Langer Dalam Memabaca Simbol Pada Seni