Aneh Tapi Nyata, Sapi Tetap Hidup dengan Lubang Diperutnya Akibat Bakteri


Bakteri

       Pada sistem digesti sapi, metabolisme energinya dibantu oleh mikroorganisme berupa protozoa, mikologi atau jamur, dan juga bakteri. Di dalam sistem pencernaan sapi, bakteri memegang peranan penting dalam membantu fermentasi pada rumen sehingga dihasilkan produk sampingan dari baketri tersebut berupa asam lemak volatil (VLA) untuk metabolisme tubuhnya. Namun bakteri juga dapat bersifat patogenesis. Kapan bakteri tersebut dikatakan bersifat patogenesis? Yaitu ketika bakteri tersebut membawa gen yang menyebabkan gangguan atau penyakit terhadap sapi (anonim, 2014) dan secret ang dikeluarkannya.


     Berdasarkan morfologinya, bakteri dibedakan menadi bakteri berbentuk coccus, bacillus, dan spirochaeta, sedangkan secara struktur tebagi menjadi bagian eksternal dan internal. Struktur eksternal terdiri dari ulli atau fimbria, flagella, dan dinding sel. Sedangkan struktur internal terdiri dari sitoplasma, nukleus, dan endospora di beberapa bakteri. Contoh bakteri yang ada dalam sistem digesti sapi adalah,
  1. Clostridium botulinum
  2. Eschercia colli
  3. Salmonella sp.
  4. Shigella sp.
  5. Staphylococus aureus
  6. Vibrio cholera

      Bakteri pathogen bisa diartikan sebagai jenis bakteri yang menjadi sumber penderitaan. Dalam kajian yang lebih lengkap, bakteri patogen adalah jenis-jenis bakteri yang menjadi biang penyakit pada makhluk hidup. Bakteri patogen ini bekerja dengan cara menginfeksi organisme dan sebagai akibatnya, muncul gejala-gejala abnormal yang kita kenali sebagai tanda-tanda penyakit. Sebagian dari bakteri patogen ini tidak terasa di tubuh, namun tak jarang pula yang menyebabkan penyakit serius (Warren, 2008).

a. Listeria monocytogenes

Klasifikasi.
Kingdom  : Bacteria
Phyllum    : Firmicutes
Classis      : Bacilli
Ordo         : Bacillales
Familia     : Listeriaceae
Genus       : Listeria
Species     : Listeria monocytogenes

     Morfologi, bakteri ini merupakan bakteri Gram-positif, dan motil/bergerak dengan menggunakan flagella. Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringan, dan pemanasan. Sebagian besar L. monocytogenesbersifat patogen pada tingkat tertentu. (Warren, 2008).

   Struktur L. monocytogenes mempunyai dinding sel yang tipis. Dinding selnya terpisah dari membrane plasma dan dibatasi oleh sebuah ruang. Di dalam ruang ini terdapat struktur-struktur vesicular kecil. Sel L.monocytogenes mempunyai banyak organel membran intrasitoplasmik yang kemudian disebut mesosom. Pada umumnya, sitoplasma sel dibungkus oleh granula dengan berbagai variasi ukuran yang akan mengaburkan struktur sitoplasmik. Fibrillar nucleoplasm umum dijumpai pada bagian tengah dari batang L.monocytogenes . (Warren, 2008).

    Siklus hidup, sebagai bagian dari pertahanan normal sel inang terhadap infeksi, sel darah putih (macrophages) memakan Listeria (fagositosis) untuk membunuh bakteri tersebut Meskipun demikian, Listeria akan membentuk enzim spesifik untuk membantunya lolos dari “perut” sel (lisosom) dan masuk ke sitoplasma. Listeria menghindar dari sistem imunitas dengan tumbuh dalam sitoplasma sel inang. (Warren, 2008).

   Setelah masuk ke sel sitoplasma sel inang, Listeria segera mengumpulkan protein dari sel inang untuk membentuk ekor yang menyerupai roket (rocket-like tails) yang mengandung F-actin. Ekor F-aktin ini menggerakkan bakteri ke seleruh sitoplasma. Ketika bertemu dengan membran luar sel, Listeria akan merusak bentuk dari membrane dan akan berusaha menginfeksi sel-sel yang lain. Bakteri kemudian akan mengatur perlindungan dari membrane luar sel inang. Tidak lama kemudian, sel inang akan penuh dengan bakteri dan pecah. Sel-sel yang berdekatan dengan sel inang tersebut kemudian terinfeksi. (Warren, 2008).

   Predileksi, bakteri ini dapat ditemukan di tanah, perairan yang tercemar kotoran, silase (pakan hijau yang difermentasi), kotoran hewan (1-10% manusia juga pembawa bakteri ini didalam ususnya) dan pupuk kandang. (Warren, 2008).

   Listeria monocytogenes tidak membentuk spora dan termasuk bakteri yang tidak bercabang. Bakteri ini tidak berkoloni dan terkadang nampak berupa rantai pendek. Listeria dapat memproduksi ATP (Adenosin Triphosphat) melalui rantai respirasi dan memiliki beberapa jalur untuk fermentasi. Hal ini membuktikan Listeriatermasuk bakteri anaerob fakultatif, Listeria termasuk bakteri pathogen interseluler yang dalam menggunakan actin filaments di dalam sel inang untuk bergerak. (Warren, 2008).

     Suhu optimum pertumbuhan Listeria monocytogenes berkisar antara 300-370C, tetapi masih dapat tumbuh pada suhu rendah hingga 30C. Motil pada suhu 25oC, non-motil pada 35oC.Listeria juga tahan terhadap lingkungan yang ekstrim, contohnya lingkungan dengan konsentrasi garam yang tinggi, pH yang tinggi, dan temperature tinggi. Kisaran pH pertumbuhan bakteri cukup luas yaitu 9.2 (maksimal) dan terendah 4.6 – 5.0. Desinfektan yang efektif menghilangkan L. monocytogenes adalah natrium hipoklorit, yodium, peroksida, amonium kuaterner. Dekontaminasi pada sayuran minimum pada konsentrasi klorin 200 ppm. (Warren, 2008).

   Infeksi serius yang disebabkan oleh pengkonsumsian makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Walaupun ada berbagai tipeListeria, kebanyakan kasus listeriosis disebabkan oleh Listeria monocytogenes.Listeria ditemukan pada tanah dan air. Sayur-sayuran dapat terkontaninasi dari tanah ataupun dari pupuk yang diberikan. (Warren, 2008).

     Treatment, Pemberian antibiotik, yaitu ampisilin intravena dengan gentamisin (atau trimetroprim-sulfametoksazol). (Warren, 2008).

b. Bakteri Selulolitik
    Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glukosida 1,4, selulosa,  dan dimer selobiosa. Sepanjang yang diketahui tak satupun hewan yang mampu memproduksi enzim selulase sehingga pencernaan selulosa sangat tergantung pada bakteri yang terdapat di sepanjang saluran pencernaan pakan. Bakteri selulolitik akan dominan apabila makanan utama ternak berupa serat kasar (Warren, 2008). Contoh bakteri selulolitik antara lain adalah :
  • Bacteriodes succinogenes
  • Ruminicoccus flavefaciens
  •  Ruminicoccus albus
  • Cillobacterium cellulosolvens

c. Bakteri Hemiselulolitik

     Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam kandungan pentosa, gula heksosa serta biasanya asam uronat. Hemiselulosa merupakan struktur polisakarida yang penting dalam dinding sel tanaman. Mikroorganisme yang dapat menghidrolisa selulosa biasanya juga dapat menghidrolisa hemiselulosa. Meskipun demikian ada beberapa spesies yang dapat menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak dapat menghidrolisa selulosa(Warren, 2008). Contoh bakteri hemiselulolitik antara lain:
  • Bacteriodes ruminicola
  • Butyrivibrio fibriosolvens

d. Acid Utilizer Bacteria (bakteri pemakai asam)

     Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan asam laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan fumarat yang merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya. Asam format dan asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan sebagai sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia akan dirombak oleh bakteri rumen, sehingga menyebabkan ternak ruminansia mampu mengkonsumsi tanaman yang beracun bagi ternak lainnya sebagai bahan makanan. Beberapa spesies bakteri pemakai asam laktat yang dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak setelah ternak mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran maupun pati dengan tiba-tiba adalah:
  • Peptostreptococcus bacterium
  • Propioni bacterium
  • Selemonas lactilytica

e. Bakteri Amilolitik

   Beberapa bakteri selulolitik juga dapat memfermentasi pati, meskipun demikian beberapa jenis bakteri amilolitik tidak dapat menggunakan/memfermentasi selulosa. Bakteri amilolitik akan menjadi dominan dalam jumlahnya apabila makanan mengandung pati yang tinggi, seperti butir-butiran. Bakteri amilolitik yang terdapat di dalam rumen antara lain:
  • Bacteriodes amylophilus
  • Bacteroides ruminicola
  • Butyrivibrio fibrisolvens
  • Streptococcus bovis

f. Sugar Untilizer Bacteria (bakteri pemakai gula)

   Hampir semua bakteri pemakai polisakarida dapat memfermentasikan disakarida dan monosakarida. Tanaman muda mengandung karbohidrat siap terfermentasi dalam konsentrasi yang tinggi yang segera akan mengalami fermentasi begitu sampai di retikulo-rumen. Kesemua ini merupakan salah satu kelemahan/kerugian dari sistem pencernaan ruminansia. Sebenarnya gula akan lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus halus.

g. Bakteri Proteolitik

       Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada saluran pencernaan makanan mamalia termasuk karnivora (carnivora). Didalam rumen, beberapa spesies diketahui menggunakan asam amino sebagai sumber utama enersi. Beberapa contoh bakteri proteolitik antara lain:
  • Bacillus licheniformis
  • Bacteroides amylophilus
  • Clostridium sporogenes


     Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam rumen adalah gas methan. Bakteri pembentuk gas methan lambat pertumbuhannya. Contoh bakteri ini antara lain:
  • Methanobacterium ruminantium
  • Methanobacterium formicium


    Beberapa spesies bakteri menggunakan glycerol dan sedit gula. sementara itu beberapa spesies lainnya dapat menghidrolisa asam lemak tak jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai panjang menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa sangat efektif dalam menghidrolisa lemak dalam chloroplast. Contoh bakteri lipolitik antara lain:
  • Anaerovibrio lipolytica
  • Selemonas ruminantium var. Lactilytica


      Sejumlah spesies bakteri rumen menunjukkan aktivitas ureolitik dengan jalan menghidrolisis urea menjadi CO2 dan amonia. Beberapa jenis bakteri ureolitik menempel pada epithelium dan menghidrolisa urea yang masuk kedalam rumen melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat pada dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi urea dalam cairan rumen selalu rendah. Salah satu contoh bakteri ureolitik ini misalnya adalah Streptococcus sp.v  (Warren, 2008).

Comments

  1. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BULAN DAN KERUPUK KARYA YUSEP MULDIANA

Naskah Drama Teater - Mak Comblang

Naskah Drama - THE LOVER KARYA HAROLD PINTER