Sejarah Drama Di Dunia - Drama Klasik
Drama Klasik
Yang
disebut drama klasik adalah drama yang hidup pada zaman Yunani dan Romawi. Pada
masa kejayaan kebudayaan Yunani maupun Romawi banyak sekali karya drama yang
bersifat abadi, terkenal sampai kini.
Zaman Yunani
Asal
mula drama adalah Kulrus Dyonisius. Pada waktu itu drama dikaitkan dengan
upacara penyembahan kepada Dewa Domba/Lembu. Sebelum pementasan drama,
dilakukan upacara korban domba/lembu kepada Dyonisius dan nyanyian yang disebut
“tragedi”. Dalam perkembangannya, Dyonisius yang tadinya berupa dewa berwujud
binatang, berubah menjadi manusia, dan dipuja sebagai dewa anggur dan
kesuburan. Komedi sebagai lawan dari kata tragedi, pada zaman Yunani Kuno
merupakan karikatur terhadap cerita duka dengan tujuan menyindir penderitaan
hidup manusia. Beberapa tokoh mengilustrasikan tentang drama, seperti:
- Menurut Moulton, drama adalah ”hidup yang dilukiskan dengan gerak” (life presented in action). Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihatnya kehidupan manusia diekspresikan secara langsung dimuka sendiri.
- Menurut Brander Mathews, drama adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok utama.
- Menurut Ferdinand Brunetierre, drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action.
- Menurut Balthazar Verhagen, drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak.
Pertunjukan
drama disebut juga sandiwara. Kata sandiwara itu dibuat oleh PKG. Mangkunegara
VII almarhum sebagai pengganti kata toneel. Kata baru ”sandiwara” dibentuk dari
kata ”sandi” dan ”wara”, sandi (jawa) berarti rahasia, dan wara (jawa) adalah
pengajaran. Demikian menurut Ki Hajar Dewantara, sandiwara adalah pengajaran
yang dilakukan dengan perlambang. Sebenarnya arti kata sandiwara lebih kena
daripada kata toneel (belanda), yang artinya tak lain daripada pertunjukan.
Demikian pula jika dibandingkan dengan arti drama dalam bahasa Yunani yang
artinya tak lain dari pada ”perbuatan”, dan kemudian semata-mata perbuatan di
atas panggung.
Ada
3 tokoh Yunani yang terkenal, yaitu: Plato, Aristoteles, dan Sophocles. Menurut
Plato, keindahan bersifat relatif. Karya karya seni dipandanganya sebagai
memetik, yaitu imitasi dari kehidupan jasmaniah manusia. Imitasi itu menurut
Plato bukan demi kepentingan imitasi itu sendiri, tetapi demi kepentingan
kenyataan. Karya Plato yang terkenal adalah The Republic.
Aristoteles juga tokoh Yunani yang terkenal. Ia memandang karya seni bukan hanya sebagai imitasi kehidupan fisik, tetapi harus juga dipandang sebagai karya yang mengandung kebijakan dalam dirinya. Dengan demikian karya-karya itu mempunyai watak yang menentu.
Sophocles adalah tokoh drama terbesar zaman Yunani. Tiga karya yang merupakan tragedi, bersifat abadi, dan temanya Relevan sampai saat ini. Dramanya itu adalah: “Oedipus Sang Raja”, “Oedipus di Kolonus”, dan “Antigone”. Tragedi tentang nasib manusia yang mengenaskan.
Tokoh Lain yang dipandang tokoh pemula drama Yunani adalah Aeschylus, dengan karya-karyanya: “Agamenon”, “The Choephori”, “The Eumides”. Euripides yang hidup antara 485-306 SM, merupakan tokoh tragedi, seperti halnya Aeschylus. Karya-karya Euripides adalah: Electra, Medea, Hippolytus, The Troyan Woman dan Iphigenia in Aulis.
Jika Aeschylus, Sophocles, dan Euripides merupakan tokoh strategi, maka dalam hal komedi ini mengenal tokoh Aristophanes. Karya-karyanya adalah : The Frogs, The Waps, dan The Clouds.
Bentuk Stragedi Klasik, dengan ciri-ciri tragedi Yunani adalah sebagai berikut :
Aristoteles juga tokoh Yunani yang terkenal. Ia memandang karya seni bukan hanya sebagai imitasi kehidupan fisik, tetapi harus juga dipandang sebagai karya yang mengandung kebijakan dalam dirinya. Dengan demikian karya-karya itu mempunyai watak yang menentu.
Sophocles adalah tokoh drama terbesar zaman Yunani. Tiga karya yang merupakan tragedi, bersifat abadi, dan temanya Relevan sampai saat ini. Dramanya itu adalah: “Oedipus Sang Raja”, “Oedipus di Kolonus”, dan “Antigone”. Tragedi tentang nasib manusia yang mengenaskan.
Tokoh Lain yang dipandang tokoh pemula drama Yunani adalah Aeschylus, dengan karya-karyanya: “Agamenon”, “The Choephori”, “The Eumides”. Euripides yang hidup antara 485-306 SM, merupakan tokoh tragedi, seperti halnya Aeschylus. Karya-karya Euripides adalah: Electra, Medea, Hippolytus, The Troyan Woman dan Iphigenia in Aulis.
Jika Aeschylus, Sophocles, dan Euripides merupakan tokoh strategi, maka dalam hal komedi ini mengenal tokoh Aristophanes. Karya-karyanya adalah : The Frogs, The Waps, dan The Clouds.
Bentuk Stragedi Klasik, dengan ciri-ciri tragedi Yunani adalah sebagai berikut :
- Lakon tidak selalu diakhiri dengan kematian tokoh utama atau tokoh protagonis.
- Lamanya Lakon kurang dari satu jam.
- Koor sebagai selingan dan pengiring sangat berperan (berupa nyanyian rakyat atau pujian).
- Tujuan pementasan sebagai Katarsis atau penyuci jiwa melalui kasih dan rasa takut.
- Lakon biasanya terdiri atas 3-5 bagian, yang diselingi Koor (stasima). Kelompok Koor biasanya keluar paling akhir (exodus).
- Menggunakan Prolog yang cukup panjang.
Bentuk
Komedi, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Komedi tidak mengikuti satire individu maupun satire politis.
- Peranan aktor dalam komedi tidak begitu menonjol;
- Kisah lakon dititikberatkan pada kisah cinta, yaitu pengejaran gadis oleh pria yang cintanya ditolak orang tua/famili sang gadis.
- Tidak digunakan Stock character, yang biasanya memberikan kejutan.
- Lakon menunjukan ciri kebijaksanaan, karena pengarangnya melarat dan menderita, tetapi kadang-kadang juga berisi sindiran dan sikap yang pasrah.
"JUDI POKER | TOGEL ONLINE | TEMBAK IKAN | CASINO | JUDI BOLA | SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWW.DEWALOTTO.CLUB
ReplyDeleteDAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> di add WA : +855 69312579 "
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000
add Whatshapp : +85515373217 ^_~