CINTA IS (NOT) A GAME

Hermanjoyo
SMU Kolese De Brito Yogyakarta
Opening

Empat orang pelajar di empat tempat yang berbeda sedang melakukan ritual ‘melepaskan hasrat’ muda remaja mereka, membuang gundah - mengusir gelisah pada khayalan yang memabukan atas nama satu perempuan pujaan – Cinta. Di kamar mandi Bogi menuntaskan hasratnya dengan menggunakan sabun. Di tempat tidur Anto bergulat melepaskan resah pada guling yang diapit kedua kaki persis di selangkangannya. Dono di ruang belajar duduk di depan meja belajar dengan satu tangan menggaruk-garuk selangkangannya sambil memandangi foto seorang model yang dipegangi tangan lainnya. Sementara Jonny memacu geloranya dengan mengusap-usap seluruh tubuhnya, sambil sebelah tangannya memegangi gagang telpon di telinga. Lenguhan dan sesekali kata “Cinta” mendesis dari mulut-mulut mereka. Tapak demi setapak mereka mendaki kenikmatan ala seks swalayan tersebut. Ketika puncak-puncak itu sudah mulai mendekat kata-kata “Cinta, Cinta. Cinta, Cinta….” Semakin cepat terlafalkan dan mulai tidak beraturan. Dan kemudian berakhir pada lenguhan panjang, “Cinnntaaaaa….”
Para remaja memuja cinta
Memanah dewa-dewi asmara
Berharap jatuh dan mendekapnya dalam pelukan

Cinta menawan para remaja
Mengantar hingga langit nirwana
Segalanya tampak begitu indah dalam angan

Cinta adalah bunga-bunga
Mekar elok nan mempesona
Menggoda kumbang-kumbang datang
Mencecap manis sari-sari madu


Cinta adalah koor kumbang-kumbang
Menebar kekaguman pada bunga-bunga
Demi menancapkan sengatan jantan
Pada putik indah yang tersembunyi diantara kelopak

Bunga tersenyum malu-malu
Kumbangpun semakin penasaran dibuatnya
hingga kelopakpun tanggal satu-satu
dan bunga tertawa bahagia

Cintapun menjadi permainan
kumbang-kumbang dan bunga-bunga

Cinta menari diantara para lelaki pemujanya. Menghampiri dan berlari dari satu pelukan laki-laki ke pelukan lelaki lainnya. Sementara sebagai latar adalah para penari yang menari dengan rampak dan energik.
BABAK I

ADEGAN 1

Ruang kelas di ujung jam pelajaran terakhir. Seorang guru menerangkan dengan menggebu dan berapi-api tentang salah satu karya sastra yang bertemakan kisah percintaan klasik ala Indonesia (Siti Nurbaya). Para pelajar duduk diam di bangkunya masing-masing. Ada beberapa yang memperhatikan guru tersebut, sementara sebagian besar yang lain tidak memperhatikan; ada yang hanya mendengar sambil lalu, ada beberapa yang  ngobrol sendiri, ada yang tiduran, pun ada yang tertidur beneran! Tapi guru itu tak peduli, terus saja nyerocos dengan bersemangat.

1. GURU
Kisah percintaan memang tidak pernah lekang oleh waktu. Dan meskipun kisah itu sudah setua peradaban manusia, namun tetap saja menarik, seperti gadis jelita yang selalu diangankan para jejaka. Banyak cerita terkenal bertemakan kisah percintaan. Mulai dari Romeo-Juliet sampai dengan Sampek-Engtay, Pranacitra - Roro Mendut hingga kisah ande-ande lumut.

(Beberapa murid ada yang nylekop)

2. MURID 1
AADC

3. MURID 2
hingga…

4. MURID 3
Ungu Violet


5. GURU
Semua bercerita tentang kisah asmara, laki-laki dan perempuan. Dalam kasanah sastra kita juga banyak karya yang bertemakan tentang cinta itu. Kita mengenal novel roman Siti Nurbaya. Ada yang tahu, karya siapa?

(Beberapa murid menyebut nama dengan asal sebut saja)

6. MURID 1
Sutan Takdir Alisyahbana

7. GURU
Bukan!

8. MURID 2
NH. Dini

9. GURU
Ya, salah!

10. MURID 3
Armyn Pane

11. GURU
Bukan, Ayo! Masa tidak ada yang tahu?!

12. MURID 4
Hamka

13. MURID 5
Rusli…Rusli


14. GURU
Ya, ayo. Hampir! Titik-titik Rusli

15. MURID 6
Hary Rusli

16. GURU
Ya! Kamu ngawur! Hary Rusli? (semua murid tertawa) OK! Sitti Nurbaya itu karya Marah Rusli!

17. SEMUA MURID
Ooo…Marah Rusli!

18. MURID 7
Marah Rusli itu siapa, pak?

19. MURID 1
Gimana sih kamu?! Marah Rusli aja nggak tahu!

20. MURID 7
Siapa coba?

21. MURID 1
Marah Rusli adalah seorang sastrawan terkemuka pujanggga baru. Ia lahir tanggal         7 Agustus 1889 dan meninggal pada 17 Januari 1968. Novel pertamanya adalah Sitti Nurbaya yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922. Novel lainnya berjudul La hami terbitan Balai Pustaka tahun 1953. Anak dan kemenakan adalah novelnya yang terbit pada tahun 1956. Bukan begitu pak!

22. GURU
Ya…ya…ya…. Hebat…hebat! Kamu hebat!

23. MURID 1
Ah, biasa saja, pak!

24. GURU
Kok kamu bisa tahu banyak, darimana?

25. MURID 1
Membaca dong, pak! Kan saya baca buku ini!

26. SEMUA MURID
Huuuuu…!

27. GURU
Sudah, sudah! Biar kalian tidak buta dengan karya sastra negeri kita sendiri, kita sekarang akan membahasnya. Kita mulai dengan karya yang oleh para kritikus sastra ditempatkan sebagai karya penting dalam tonggak sejarah kesustraan Indonesia. Karya sastra yang berbentuk novel ini merupakan karya yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya. Ada yang tahu apa judulnya?
(semua murid diam dan menggelengkan kepala)

28. GURU
Ya, Sitti Nurbaya itu!
 (Terdengar bell berbunyi tanda usai sekolah. Namun guru tersebut masih terus melanjutkan bermonolog).

29. GURU
Ada yang tahu Sitti Nurbaya itu bercerita tentang apa?

30. MURID 5
Ya, Sitti Nurbaya to, Pak! Masa Sitti Nurbaya nggak cerita tentang kisahnya Sitti Nurbaya. Kan nggak mungkin banget gitu lho!
31. GURU
Maksudnya, kisahnya bagaimana gitu lho?

32. MURID 3
Gagal kawin, pak!

33. GURU
Benar! Sitti Nurbaya mengisahkan tentang kasih yang tak sampai. Ceritanya,
Di Padang ada salah seorang bangsawan yang cukup terkenal bernama Sutan mahmud Syah. Dia adalah penghulu yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk di sekitarnya. Ia mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berperilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya raya itu.

(Para murid hanya saling berpandangan gelisah, tidak ada yang berani menginterupsi sang guru. Beberapa siswa sudah mulai merapikan buku pelajarannya dan mulai memasukkannya ke dalam tas, tapi guru itu terus melanjutkan pelajaran).

34. GURU
Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara kedua keluarga itu berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak hingga remaja, hubungan mereka sangat dekat. Apalagi keduanya belajar di sekolah yang sama. Bisa ditebak hubungan merekapun berkembang menjadi hubungan cinta.

(Tiba-tiba seorang siswa mengangkat tangan. Oleh sang guru dikira akan bertanya, tetapi murid itu hanya mengingatkan kalau pelajaran telah selesai).

35. GURU
Ya, ada pertanyaan?

36. MURID 4
Maaf pak, sudah bell!
Akhirnya guru itu tersadar.

37. GURU
Oh, sudah bel ya?

Seorang murid menyeletuk
39. MURID 5
Sudah dari kemarin, pak!

(Tapi Guru itu tidak mempedulikannya. Ia masih memberikan kata penutupnya).

40. GURU
Baik, anak-anak! Kisah percintaan, kapanpun dan dimanapun memang selalu menarik dan seringkali menjadi inspirasi terlahirnya sebuah karya besar seperti novel Sitti Nurbaya itu. Kita lanjutkan pertemuan yang akan datang! Selamat siang!

Guru itu kemudian berlalu dari kelas. Ketika Guru itu sampai di dekat pinyu terdengar celetukan seorang murid lagi.

41. MURID 6
Hari gini, ngomong Sitti Nurbaya!

ADEGAN 2

Setelah pelajaran selesai, para pelajar itu tampak lega, dan kembali menunjukkan gairah muda mereka. Beberapa langsung berkemas dan meninggalkan kelas, beberapa yang lain saling menghampiri meja temannya, mengucapkan beberapa dialog kepada teman dan kemudian pergi. Beberapa masih bergerombol dan bertahan di kelas itu.

42. JONY
Kemana lu, man?

43. BOGI
Iya nih, anak! Ngapain sih buru-buru?

44. ANTO
Biasa! Setiap pulang sekolah dia kan kudu piket!

45. JONY
Ya, ampun! Lu masih betah sama gadis silikon itu?!

46. DONO
Biarin! Nggak usah sirik kamu! Yang penting kan punya pacar! Daripada kamu?

47. JONY
Kalo gue mau, sepuluh gadis silikon seperti punya lu bisa gue renteng!

48. DONO
Ah, omong doang kamu! Nyatanya sampai sekarang ga satupun ada yang mau!

49. ANTO
Bener, Don! Jony emang payah! Mending kamu!


50. JONY
Sorry ya! Gue emang nggak mau! Ngapain pacaran kalo cuman jadi tukang ojek! Antar jemput tiap hari! Lu itu cuman dimanfaatin bego!

51. DONO
Terserah kamu mau omong apa! Yang penting aku suka dan aku mau! Aku cabut dulu!

52. JONY
Hati-hati! silikonnya bisa bikin tetanus!

Dono tidak membalas, hanya mengacungkang jari tengahnya ke arah Jony.

53. BOGI
Ke game-net yuk!

54. ANTO
Nih anak kerjaannya ngegame melulu! Inget nilai kamu itu sudah ancur, tahu!

55. BOGI
Kamu nggak usah nyinggung-nyinggung nilai deh Tok, malas gue!

56. ANTO
Kamu itu udah bego, males lagi! Makanya remidi terus!

57. BOGI
Semalem gue ludes! Kalah abis! Pinjem uang dong buat makan?!

58. JONY
Kalah aja Lu ngomong! Giliran menang, diem aja! Udah lebih baik kalian ikut gue aja!

59. BOGI
Nggak ah, gue kudu nebus kekalahan semalem!
60. ANTO
Kamu gimana sih?! Makan aja ngutang, mau ngegame!

61. BOGI
Kalo buat ngegame sih, aku masih ada uang! Tapi jatah untuk makan itu yang emang udah habis!

62. JONY
He, Bogem! Daripada lu ngutang-ngutang buat makan, mending duit yang lu pakai ngegame buat makan, bego! Lagian, Lu  bukannya mau nebus! Tapi cuman mau setor tahu! Daripada kalah melulu dan uang abis, mending ikut gue aja! Ya kan, Tok!

63. ANTO
Kamu itu sama aja! Teler aja kerjaannya! Nggak! Aku mau ngerjain tugas! Mending kalian ikut aku aja, ngerjain tugas biologi di rumahnya Dina!

64. BOGI
Ah, tugas biologi apa biologis?

65. ANTO
Kampret! Dasar otak kotor!

Dina datang menghampiri kelompok itu.

66. DINA
Gimana, Tok? Nanti sore jadi ke rumah kan?!

67. JONY
Ehm!…ehm! Ngerjain tugas biologis ya, Din! Gue mau dong!

68. BOGI
Ngikuuut!
69. DINA
Ih, ngeres otak kalian! Gimana, Tok?

70. ANTO
Oke! Jam empat ya!

71. JONY
Wah, rumah pas sepi, nih! Boleh dong ngikut!

72. DINA
Eh, Jontor! Kalau ngomong pake otak ya!

73. JONY
Lu salah, Din! ngomong itu pake mulut, bukan pake otak! Ih, sensi banget, gitu aja marah!

74. DINA
Aku duluan! Jangan lupa, aku tunggu dirumah!

(Dina kemudian pergi meninggalkan mereka)

75. BOGI
Sudah, Tok! Tembak aja lagi! Dina naksir kamu tuh!

76. ANTO
Eh, Bogem! Jangan ngaco ya! Dina itu sudah punya pacar tau!

77. JONY
Emang kalo punya pacar kenapa? Kalo Lu emang minat and demen ama dia sikat aja! Soal pacarnya urusan belakang!


78. ANTO
Aku nggak minat! Sorry, nggak selera!

79. BOGI
Ah, kamu! bilang nggak minat, tapi jadi bahan di kamar mandi. Iya khan, ngaku aja lah!

80. ANTO
Ya nggak mungkinlah! Masa teman sendiri jadi materi onani!

81. BOGI
Lantas siapa dong?!

Cinta melintas di depan kelas.

82. JONY
Hai, Cinta! Mau pulang ya… boleh dong nganterin! Kok cuek sih!

83. BOGI
Gila, mantap bok! Jangan-jangan dia, Tok!

84. ANTO (agak malu)
Nggak ah! Ngaco aja kamu!

85. JONY
Cinta! Gimana menurut kalian?

86. ANTO
Maksudnya?

87. BOGI
Ala… jangan berlagak bego kamu! Laki-laki mana sih yang ngga naksir sama Cinta! Tongkrongannya keren, body oke! Hanya laki-laki bodoh yang nggak minat sama dia!
88. JONY
Gue ngebayangin aja sudah…ah!

89. ANTO
Jadi, Cinta yang jadi bahan lu?

90. BOGI
Pantas aja kasur lu banyak petanya!

91. JONY
Gue paling puas kalo ngebayangin dengan Cinta!

92. ANTO
Jangan-jangan kamu juga, Bog?

93. BOGI
Kalo aku sih, kadang-kadang!

94. ANTO
Kalian memang otak kotor!

95. BOGI
Kamu sendiri?

96. JONY
Nggak usah munafik lah! Kamu juga kan?!

97. ANTO
Aku emang nggak pengalaman, tapi sebagai laki-laki, aku kan juga nggak bodoh-bodoh amat! Kok, bisa ya?! Kita bertiga mengimajinasikan cewek yang sama! Jangan-jangan semua cowok di kelas bahkan di sekolah ini, termasuk Pak Sastro kali ya! menjadikan Cinta sebagai obyek fantasi seksual?!
98. BOGI
Akhirnya ngaku juga, kalo kamu juga sering melakukan seks ala swalayan!

99. ANTO
Ralat! Bukan sering, hanya sesekali!

100. JONY
Kalo gue sih nggak kaget lagi. Wajarlah cowok seusia kita melakukan onani. Kalo ada yang belum melakukan itu malah yang nggak wajar!

101. BOGI
 Kirain  kamu bersih!

102. ANTO
Sesekali boleh kan! Tapi yang pasti tidak maniak seperti kalian. Tiga kali sehari kayak minum obat aja!

103. JONY
Cinta! Apa gue jatuh cinta ya!

104. BOGI
Jawabnya? Tidak! Kamu cuman nafsong ama dia!

105. JONY
Okelah, katakan gue emang nafsu ama dia! Tapi jujur baru kali ini gue ngerasain dada gue berdesir dan berdetak lebih cepat daripada biasanya ketika ngeliat dia!

106. ANTO
Terus ngapain?

107. JONY
Bantuin gue dapetin dia dong!
108. BOGI
Nggak bisa! Enak aja lu!

109. JONY
Kenapa? Lu naksir juga?!

110. BOGI
Harus kuakui, ya!

111. ANTO
Ha…ha…(tertawa)

112. BOGI
Jangan ngetawain!

113. ANTO
 (masih tertawa)
Nggak nyangka aja, kalian…ha…ha….

114. JONY
Lu, sendiri gimana Tok? Jangan-jangan Lu juga!

115. ANTO
Aku tidak yakin! Tapi seandainya harus memilih Cinta atau Dina, aku lebih berselera sama Cinta!

117. BOGI
Ah, bertele-tele kamu! Bilang aja kamu juga demen ama Cinta!

118. ANTO
Ya! Aku demen ama Cinta!

119. JONY
Oke! gue suka ama Cinta, Bogi juga seneng, dan Lu, Tok! Lu juga demen! Jelas gue nggak mau ngalah dan ngelepas Cinta begitu saja! Kalianpun gue pikir demikian. Bagaimana kalau kita bersaing untuk mendapatkan Cinta?

120. ANTO
Aku setuju! Tapi harus fair!

121. BOGI
Sepakat! Biar lebih ramai lagi dan sebagai jaminan kalau salah satu diantara kita mendapatkannya dan yang lain menerima secara iklas, gimana kalo kita bertaruh?! Duit taruhan itu adalah bukti keiklasan kita menerima kekalahan dan sekaligus sebagai bentuk dukungan bagi yang memenangkannya. Aku bertaruh lima ratus ribu?

122. ANTO
Dasar otak penjudi!

123. JONY
Oke! gue ngikut! Dan biar lebih seru lagi kita batasi waktunya. Gimana Tok?

124. ANTO
Kalian emang gila!

125. BOGI
Kalo kamu nggak ikut berarti hak kamu mendapat Cinta hangus!

126. ANTO
Apa boleh buat! Daripada Cinta jatuh dalam pelukan buaya tak bermoral seperti kalian!

127. JONY
Ok. Deal! Satu minggu, satu bulan, tiga bulan?

128. ANTO
Tiga bulan!

129. BOGI
Terlalu lama! Satu minggu!

130. JONNY
Terlalu cepat! Gimana kalo tiga minggu?

131. BOGI
Gimana, Tok? Tiga minggu, berani nggak kamu?!

132. ANTO
Siapa takut?! Terserah kalian aja!

133. JONY
Ok! Deal ya! Dalam tiga minggu siapa yang mendapatkan Cinta dapet satu setengah jt!

Mereka bertiga saling menepukkan tangan masing-masing, sebagai tanda kesepakatan dan sekaligus mencerminkan keakraban mereka bertiga.

Fade Out

BABAK II

ADEGAN 1

Rumah Dina siang menjelang sore hari. Dina sedang berduaan dengan pacarnya, Gatot, di teras depan rumahnya. Suasana rumah yang sepi karena orangtua Dina belum pulang dari bekerja coba dimanfaatkan Gatot dengan sebaik-baiknya untuk merayu dan mencumbu Dina. Tapi Dina tampak sungkan dan cenderung agak menolak.

134. GATOT
Kok sepi Din, pada kemana?

135. DINA
Biasalah, kalo siang gini emang sepi. Bokap nyokap baru sorean pulangnya. Iwan, tahu ngelayap kemana?!

136. GATOT
Wah, tahu gitu pulang sekolah mending kesini deh!

137. DINA
Yee, maunya! Awas kamu kalo berani macem-macem!

138. GATOT
Emang aku pernah macem-macem! Nggak usah dimacem-macemin aja kamu akan minta sendiri kok!

139. DINA
Nanti sore aku ada janjian mau gerjain tugas biologi!

140. GATOT
Sama siapa?
 141. DINA
Nggak penting kan sama siapa?

142. GATOT
Jelas penting dong! Kamu kan pacar aku! jadi aku berhak tahu kamu dengan siapa saja!

143. DINA
Ya sih! Tapi kita kan cuman mengerjakan tugas sekolah. Masa segitunya sih?!

144. GATOT
Terserah kamu deh!

(Gatot pindah tempat duduk mendekati Dina)

145. DINA
Kamu nggak cemburu kan?

146. GATOT
Tergantung siang ini aku dapet apa!

147. DINA
Oke! Mau susu?!

148. GATOT
Cukup setimpal.

149. DINA
Anget atau dingin?

150. GATOT
Emang ada susu dingin?

151. DINA
Pakai es lah!

152. GATOT
Referensi kamu banyak juga ya?

153. DINA
Referensi apaan? Mbuat susu dingin kan nggak usah pakai referensi. Buat aja susu di gelas terus ditambahin es.

154. GATOT
Kirain susu yang itu…

155. DINA
Ih, ngeres kamu! Hati-hati ‘the Devils comes with small steps’.

156.     GATOT
(mencuri cium di pipi Dina dengan cepat)
Dia sudah mengambil langkah kedua!

157. DINA
Gatot, apaan sih! Aku nggak suka kalo kamu gitu!

157.     GATOT
Aku nggak dapet kalo aku nggak gini!

158.     DINA
Jangan diulangin lagi! Kalo ketahuan orang malu kan!

159.     GATOT
Mana, nggak ada yang ngeliat kok!
(mau mencium lagi)
160.    DINA
Eit! Stop!

161.    GATOT
Ayolah, Din! Aku baru horny nih! Lagian kan sepi!

162.    DINA
Nih!
(Dina mengulurkan tangannya)

163.    GATOT
Masa cuman tangan sih?!

164.    DINA
Aku lagi nggak mood! Nggak pengin! Susunya jadi nggak?!

165.    GATOT
Nggak usah! Kalo cuman susu pakai es!

166.    DINA
Gatot, sayang! Lain waktu aja yah! Sekarang minum susu aja ya…

167.    GATOT
Nggak ah! Males! Malam minggu, Banu temen kelasku ultah. Kita diundang di villanya di kaliurang. Kamu ikut ya?

168.    DINA
Siapa aja yang datang?

169.    GATOT
Biasa teman-teman kelas and his gank.

170.    DINA
Aku tidak yakin diijinin sama bokap-nyokap.

171.    GATOT
Ya, gimana caranyalah!

172.    DINA
Lihat nanti aja deh! Sudah, kamu pulang dulu sana! Aku mau nyiapin materi untuk tugas biologi nih!

173.    GATOT
Ya sudah! Pokoknya usahin malem minggu kamu ikut ya! Pleaselah!

174.    DINA
Aku nggak janji! Lihat aja besok!

175.    GATOT
Ok! Aku pulang dulu!
(ia kembali mencuri cium di pipi Dina).

ADEGAN 2

Di pinggir lapangan basket sekolah. Bogi dan Dono sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ekskul sore hari itu. Mereka duduk di kursi di pinggir lapangan basket berganti pakaian dan memakai sepatu basket mereka.

176.    BOGI
Don, minta tolong dong!

177.    DONO
Minta tolong apaan?

178.    BOGI
Pacarmu kan temen sekelas Cinta!

179.    DONO
Terus ngapain? Kamu, naksir sama Cinta?

180.    BOGI
Ehm, begitulah! Tanyain dong ama pacarmu gimana Cinta. Apa aja yang dia senengin, trus dimana rumahnya, mintain juga dong nomer Hpnya!

181.    DONO
Kalo itu sihh bukan minta tolong lagi! Ngrampok tau!

182.    BOGI
Ayolah, Don! Masa sama teman nggak mau bantu! Soal komisi beres deh!

183.    DONO
Berani bayar berapa kamu?


184.    BOGI
Kamu nggak usah khawatirlah, kayak nggak kenal siapa Bogi! Semakin lengkap dan detail informasinya semakin besar deh komisinya! Kalo  besok dapet infonya, malemnya aku ajak dugem deh!

185.    DONO
Beneran nih?

186.    BOGI
Masa kamu, nggak percaya ama Bogi sih?!

187.    DONO
Ok! Kalo gitu beres deh!

(terdengar suara peluit)

188.    DONO
Yuk, kita main!

BLACK OUT
ADEGAN 3

Ruang tamu rumah Dina, sore hari. Dina dan Anto sedang berdiskusi mengerjakan tugas biologi. Rumah masih sepi, kedua orangtua Dina belum pulang dari kerja.

189.    ANTO
Oke, Din! Sudah kelar!

190.    DINA
Siip! Biar nanti malem aku yang ketik! Minum dulu, Tok! Kamu nggak buru-buru kan?

191.    ANTO
Nggak sih! Kok bapak-ibumu jam segini belum pulang, Din?
192.    DINA
Tadi telpon, katanya mereka mau mampir dulu di rumah tante.

193.    ANTO
Oo! Eh, Din! aku mau nanya soal cewek, boleh kan?

194.    DINA
Tanya apaan?

195.    ANTO
Apa sih yang biasanya disuka cewek dari cowok?

196.    DINA
Apa ya? Gentleman! Aku pikir itu. Nggak harus cakep sih, kalo dapet yang cakep syukurlah! Tapi biasanya cewek nggak begitu mempersoalkan tampang kok! Itu yang membedakannya dengan cowok! Kalo cowok, fisik kan yang pertama kali dilihat! Fisiklah yang pertama kali dipertimbangkan cowok sebelum memacari seorang cewek! Cewek itu juga suka sama cowok yang perhatian!
197.    ANTO
Kalo cewek didekati cowok?

198.    DINA
Bangga, jelas dong! Meskipun belum tentu cewek itu suka sama si cowok! Dan cewek akan merasa seneng banget kalo cowok yang pdkt adalah cowok yang memang diharapin!

199.    ANTO
Cewek tuh seneng pdkt yang gimana? Lewat surat, sms, telpon, atau ketemu langsung?

200.    DINA
Ya, tergantung! Kalo aku sih suka ama cowok yang menulis surat dulu ke aku! Sensasinya gimana gitu? Daripada yang langsung main srobot saja, tiba-tiba datang ke rumah! Cowok yang suka menulis itu biasanya romantis!

201.    ANTO
Kalo Gatot?

202.    DINA
Yang kedua, langsung main srobot! Tapi ya apa boleh buat? Masa tampang cowok seperti dia dilewatkan begitu saja!

203.    ANTO
Berarti…?

204.    DINA
Ya! Tidak ada artinya! Tapi kalo mau jujur sih, aku tidak begitu seneng. But, gengsinya aja yang aku dapet pacaran ama dia!


205.    ANTO
Jadi, kamu sebenarnya nggak cinta sama Gatot?

206.    DINA
Kalo suka-sukaan, ya! Kalo cinta, rasanya belum deh! Tapi kan cewek begitu! Yang penting terima dulu, soal cinta belakangan! Cewek kan biasanya menganggap kalo cinta akan tumbuh dengan sendirinya seiring perjalanan waktu.

207.    ANTO
Berarti kalo ada cowok lain yang nembak kamu, ada kemungkinan dong kamu berpaling dari Gatot!

208.    DINA
Tergantung! Aku suka sama dia atau tidak. Sebenarnya sih, saat ini aku sedang naksir cowok lain. Tapi, nggak tahulah! Keliatannya cowok itu nggak tahu kalo aku naksir dia.

209.    ANTO
Gila kamu, Din! Boleh tau nggak, siapa?

210.    DINA
Rahasia dong!

211.    ANTO
Kalo kamu pacaran biasanya ngapain? Boleh dong pengin tau, aku kan belum pernah.

212.    DINA
Biasalah, ngobrol aja.

213.    ANTO
Masa cuman ngobrol aja?
214.    DINA
Terus mau ngapain?

215.    ANTO
Ciuman gitu ngga pernah?

216.    DINA
Ya, kalo cuman ciuman pernah sih! Pacaran nggak ciuman itu nggak afdol! Paling diantara tahap KNPI baru K doang!

217.    ANTO
Apa KNPI?

218.    DINA
Masa KNPI kamu nggak tau? Kissing, Necking, Petting, Intercourse atau ML

219.    ANTO
Emang ada anak SMA yang pacaran sampai ML?

220.    DINA
Sebentar, Tok! Kamu emang belum pernah nyium atau dicium cewek?

221.    ANTO
Pacaran aja belum pernah!

222.    DINA
Kamu 17 tahun, belum pernah mencium atau dicium cewek?

223.    ANTO
Emangnya kenapa? Nggak dosa kan?!


224.    DINA
Ya nggak sih cuman…!

225.    ANTO
Pernah sih, ibuku atau nenekku! Tapi yang sering malah nenek!

226.    DINA
Itu sih bukan cewek!

227.    ANTO
Tapi mereka kan juga perempuan!

 (Dina hanya tersenyum)

228.    ANTO
Wah, sudah gelap, Din! Aku pulang dulu ya! Besok kita ketemu lagi di sekolah! Jangan lupa tugasnya diketik lho! Ma kasih ya untuk obrolannya!

229.    DINA
Sering aja main kemari!

230.    ANTO
Kapan-kapan aku main lagi. Pamit dulu, Din!

Anto berjalan keluar, Dina mengikuti di belakangnya. Sampai di depan pintu Dina mencium pipi Anto dari belakang. Anto sangat terkejut, ia terdiam dan berdiri mematung untuk beberapa saat.  Dina hanya tersenyum.

BLACK OUT

ADEGAN 4

Depan rumah Cinta malam hari. Jony celingukan mencari dan memastikan bahwa alamat itu adalah benar rumah Cinta. Akhirnya Jony menghampiri rumah itu untuk mengetuk pintu. Tapi sebelumnya ia memompa keberaniannya dengan menenggak botol terlebih dahulu. Ketika memutuskan berangkat mencari rumah Cinta, dari rumah kostnya dia sudah minum minuman berakohol itu. Beberapa saat setelah pintu diketok, pintu itu terbuka, dari dalam keluar seorang laki-laki bertubuh besar dan kekar yang adalah bapaknya Cinta. Jony semakin keder dan semakin bertambah tegang.

231.    JONY
Maaf, Oom! Apakah disini benar rumah Cinta?

232.    BAPAK CINTA
Ya, benar! Kamu siapa?

233.    JONY
Saya temannya Cinta, Oom!

234.    BAPAK CINTA
Terus mau apa?

235.    JONY
Apakah Cintanya ada, Oom?

236.    BAPAK CINTA
Kalau ada mau apa?

237.    JONY
Saya mau ketemu, Oom!


238.    BAPAK CINTA
Kamu sekolah ngga?

239.    JONY
Ya, sekolah Oom!

240.    BAPAK CINTA
Tahu sekarang jam berapa?

241.    JONY
Jam delapan, Oom!

242.    BAPAK CINTA
Cinta sedang belajar, tidak bisa ditemui!
243.    JONY
Tapi, Oom…

244.    BAPAK CINTA
Kamu sekolah kan? Pulang dan belajar! Sekarang bukan waktunya kelayapan!

Bapak Cinta menutup pintu dengan keras. Jony hanya tertegun diam di depan pintu yang tertutup. Ia kembali mengambil botol dari dalam tasnya dan menenggaknya lagi. Kemudian ngeloyor pergi dengan berbagai makian keluar dari mulutnya.

FADE OUT
BABAK III

ADEGAN 1
Ruang kelas. Pelajaran sastra pada jam sebelum istirahat. Guru melanjutkan kisah tentang Sitti Nurbaya.

245.    GURU
Hubungan antara Sitti Nurbaya dan Samsulbahri yang terjalin sejak kanak-kanak telah menumbuhkan benih-benih asmara diantara keduanya. Sayangnya, perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya. Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha menjatuhkan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman adalah saingannya yang harus disingkirkan, disamping rasa iri hati melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. Ia pun menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, toko-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman. Akal busuk datuk Meringgih berhasil.

Terdengar bel tanda istirahat.

246.    GURU
Bagainda Sulaiman pun jatuh miskin. Namun, ia tidak menyadari bahwa sesungguhnya kejatuhannya itu akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan dirinya. Pucuk dicinta ulampun tiba, bagi Datuk Meringgih memang itulah yang diharapkannya. Rentenir yang kikir dan tamak itu kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dilunasi dalam waktu tiga bulan.
Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun datang menagih janji. Malang bagi Baginda Sulaiman, ia tidak dapat melunasi hutangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan ia mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.
247.    MURID 4
Pak, sudah bel pak!

248.    GURU
Ya! Kita lanjutkan kisahnya pada pertemuan berikutnya!

249.    MURID 5
Wah, kayak sinetron aja! Bersambung….

Guru itu kemudian keluar dari ruang kelas, disusul para murid yang berebut berhambur keluar kelas duluan.


ADEGAN 2
Ruang Kelas. Jam istirahat. Bogi, Anto, Jony sedang berkumpul membahas tentang permainan mereka.

250.    BOGI
Yes! Aku sudah dapet nomor HP Cinta!

251.    JONY
Kasih dong nomornya!

252.    BOGI
Ngga bisa! Kalo aku kasih kita nggak saingan dong! Sesama pesaing dilarang bekerjasama! Makanya usaha, jangan cuman teler mlulu!

253.    JONY
Oke! Oke! Gue juga udah dapet alamat rumah Cinta.

254.    BOGI
Apa? Kamu sudah tahu alamatnya?
255.    JONY
Nggak cuman itu, gue juga tahu persis letak rumahnya!

256.    BOGI
Gila, cepet juga kerja kamu ya!

257.    JONY
Biasalah, otak cerdas! Dan Lu pasti nggak percaya kalo gue bilangin gue udah pernah dateng ke rumahnya?

258.    BOGI
Ngibul kamu! Nggak mungkin! Aku nggak percaya!

259.    JONY
Terserah Lu! Tapi itulah faktanya!

260.    BOGI
Nggak percaya! Dimana coba rumah Cinta?

261.    JONY
Nggak percaya banget sih, Lu sama gue! Alamat rumah Cinta tuh, TR V No 19 RT 7 RW 20.

262.    BOGI
Mana? Jangan asal sebut kamu!

263.    JONY
Gue itu sudah ke rumahnya, bogem! TR V No 19 RT 7 RW 20. Lu tahu ASMI kan, itu ke utara, mentok belok kiri. Nah, ada pos ronda. Dua rumah sebelah barat dari pos ronda. Cat rumahnya warna ijo!


264.    BOGI
Hebat, hebat! Kamu emang hebat, Jon!

265.    JONY
Ah, biasa aja! Kayak gitu sih kecil buat gue!

266.    BOGI
Ma kasih, Jon! kamu emang baik,  sudah ngasih tahu alamat rumah Cinta!

267.    JONY
Siapa yang ngasih tahu!

268.    BOGI
Barusan!

269.    JONY
Semprul, lu njebak gue ya! Kalo gitu gantian, mana nomor HP Cinta?

270.    BOGI
Nggak bisa! Saingan tetap saingan!

271.    JONY
Lu kan sudah aku kasih tahu alamatnya.

272.    BOGI
Aku kan nggak minta! Kan kamu sendiri yang ngasih tahu!

273.    JONY
Sialan! Kecolongan gue!



274.    BOGI
Makanya, jadi anak jangan teler melulu! Bikin otak lu bloon!
(Bicara kepada Anto yang sedari tadi duduk di meja sambil tersenyum mendengarkan pembicaraan Jony dan Bogi)
Hei, kampret alim! Gimana, kamu?

275.    JONY
Lu, ngetawain gue ya!

276.    ANTO
Nggak! Aku cuman mau bilang terima kasih sudah memberitahu alamatnya Cinta! Aku sudah mencatatnya disini!

277.    JONY
Sialan! Dasar kampret licik!

278.    BOGI
Goblok! (memukul kepalanya sendiri) Mana tadi alamat Cinta? TR… sialan lupa! Tok, pinjem catatanmu, dong!

279.    ANTO
Sorry, ya! Dilarang bekerjasama antara sesama pesaing!

280.    BOGI
Kamu, kan dapetnya karena aku!

281.    ANTO
Nggak! Aku dapet karena aku pake otak!

282.    BOGI
Sialan!

283.    JONY (tertawa)
Kasihan deh lu! Ternyata otak udang juga lu, ya!
284.    ANTO
Oya, Bog! Nih HPmu! Ma kasih ya! Keliatannya ada sms masuk lho! Siapa tau dari Cinta?

285.    BOGI
Kok, HPku ada di kamu sih?!

286.    ANTO
Tadi pagi kan aku sudah bilang pinjem!

287.    BOGI
Jangan-jangan kamu liat nomor Hpnya Cinta!

288.    ANTO
Kebetulan aja sih, ketika aku tadi sms ternyata ada nomornya Cinta. Ya aku liat aja! And sudah masuk di catatan!

289.    BOGI
Brengsek! Aku juga kecolongan kancil kampret ini, Jon!

290.    JONY
Kampret satu itu memang cerdik! Cerdas dan licik!

291.    BOGI
Kamu, curang ya!

292.    ANTO
Siapa yang curang?! Aku kan hanya membuka mata dan telinga plus sedikit pakai otak!

Gatot, pacar Dina, datang menghampiri mereka.

293.    GATOT
Kalian tau Dina, nggak?

294.    ANTO
Ngga liat tuh! Ke kantin kali!

295.    JONY
Awas! Nanti lepas lho!

296.    BOGI
Biasanya, kalo istirahat kalian kan mojok di kantin!

297.    GATOT
Sedang pada ngapain?

298.    JONY
Inilah enaknya ngejomblo! Bisa ngobrolin cewek manapun tanpa ada resiko di putus!

299.    GATOT
Jomblo aja bangga!

300.    BOGI
Biarin! Yang penting kan nggak perlu piket setiap saat! Atau kudu mencari-cari seperti kamu waktu istirahat!

301.    GATOT
Apaan, Tok?! Senyam-senyum! Dapet gebetan baru ya!


302.    ANTO
Belum, tapi hampir!

303.    BOGI
He! Kampret! Dapet alamat rumah serta nomor HP bukan berarti kamu hampir menang! Jalan masih panjang, man!

304.    JONY
Iya, nih! Kampret satu ini! lagaknya sudah kayak pemenang aja! Lu, itu baru menang satu langkah

305.    ANTO
Kalian salah! Dua point yang aku dapet itu, cuma-cuma kuperoleh dari ketololan kalian. Jangan lupa, akupun juga punya langkah pertama! Tadi pagi aku sudah mengirimkan surat cintaku yang pertama kepada Cinta!

306.    GATOT
Cinta? Jadi kamu naksir Cinta tok? Ngaca deh! Oo… jadi kalian ini sedang ngebahas Cinta ya? Kok ada kata-kata pemenang segala? I know! Ceritanya kalian sedang taruhan ngrebutin Cinta ya! Boleh nggak aku ngikut?!

307.    JONY
Sorry, Tot! Ini hanya untuk kaum jomblo!

308.    BOGI
Lagian, Dina mau kamu kemanain?

309.    GATOT
Lho, katanya cuman permainan! Just a game, man! Berapa taruhannya? Kalo aku ikut taruhannya kan jadi tambah gede!


310.    JONY
Terserah. Lu! Pokoknya kita sudah ngingatin! Kalo terjadi apa-apa dengan hubungan Lu ama Dina, kita nggak tanggung jawab!

311.    ANTO
Tot, kamu jangan main-main! kamu mending nggak usah ngikut aja deh! Gimana kalo Dina tau?

312.    GATOT
Jangan khawatir! Nanti kalo ketahuan, Dina aku kasih buat kamu!

313.    BOGI
Kalo kamu mau ikut, mesti bertaruh satu juta! Meski kami bertiga masing-masing bertaruh lima ratus ribu! Kalo nggak mau mending kamu nggak usah ikut!

314.    GATOT
Nggak adil dong! Masa aku harus bertaruh satu juta sendiri!

315.    BOGI
Ya udah, kalo kamu nggak mau, nggak usah ikut!

316.    GATOT
Oke, Deh! Aku ikut! Aku akan dapetin Cinta dan uang kalian! Deal!

317.    BOGI
Oke, deal!

BLACK OUT
BABAK IV

ADEGAN 1

Diskotek suatu malam. Tampak suasana hingar-bingar dan musik yang berdentum. Para pengunjung yang datang turun melantai mengikuti dentuman musik yang mengalun. Selang beberapa saat penari-penari seksi keluar untuk menggelar tariannya. Para pengunjung pun sebagian besar menghentikan aktifitas melantai mereka, menikmati tarian itu. Tapi ada beberapa yang sambil menikmati sajian para penari, juga turut bergoyang. Setelah tarian selesai, para penari kembali masuk. Para pengunjungpun ada yang kembali melantai dan ada yang kemudian duduk menempati meja-meja di diskotek itu.

Di salah satu sudut ruang, Jony duduk suntuk dengan ditemani segelas minuman keras. Seorang perempuan mendekati dan merayunya. Kemudian merekapun keluar sambil berpelukan. Di sudut lain Bogi yang ditemani Dono tampak mabuk berat. Bogi masih terus meminta pil yang memabukan itu, Dono mencoba mencegahnya!

318.     BOGI
Don, gue minta lagi dong!

319.    DONO
Nggak, kamu itu sudah kelewat teler!

320.    BOGI
Please, Don! Satu lagi aja deh!

321.    DONO
Tahu gini, aku ogah kesini!

322.    BOGI
Lu, nggak friend, Don! (mencoba merebut)
323.    DONO
Kamu, itu laki-laki Bog! Ditolak gitu aja, kayak layangan putus tali!

324.    BOGI
Gue belum kalah! Gue belum kalah! Gue nggak mau kehilangan duit gue!

325.    DONO
Berapa sih, lima ratus ribu aja kamu bela-belain sampai kayak gini!

326.    BOGI
Ini bukan melulu soal lima ratus ribu, Don! Ini soal harga diri! Gue nggak nyangka temen-temen gue pada curang, main belakang!

327.    DONO
Kamu, kayak nggak tau gimana orang taruhan aja! Main belakang kan wajar! Bahkan segala carapun halal untuk memenangkan pertaruhan.

328.    BOGI
Mana, Jony?! Gue pingin hajar dia! Lu, Jony kan? Sini gue kasih bogem gue! (mencoba memukul orang yang ada di dekatnya, Dono menghalaunya. Kemudian Dono menyeret Bogi keluar)

329.    DONO
Udahlah! Mending kita cabut aja!

BLACK OUT

ADEGAN 2

Cinta sedang duduk di sebuah Caféshop pada suatu sore, menunggu Gatot yang sejak tadi tak kunjung datang. Setelah beberapa saat Gatot muncul.

330.    GATOT
Ada yang bisa saya bantu, non?

331.     CINTA
Iya, tolong dong tagihin janji orang yang katanya mo dateng jam tiga!

332.    GATOT
Duh, Cinta sorry, ya! Tadi ban motorku bocor. Mo ngasih tau…eh… Hpku abis baterainya.

333.     BARISTA
Selamat sore, silakan…

334.     GATOT
Aduh! Aku jadi tambah ngga enak nih! Kamu dari tadi belum pesen apa-apa ya?

335.     CINTA
Nggak pa-pa kok!

336.     GATOT
Eee… menu yang spesial buat cewek spesial apa ya, Mas?

337.     BARISTA
Coba aja lihat menu dinginnya, Mas. Pasti nonanya jadi segar lagi deh!

338.     GATOT
Jadi nona cantik mau pesen apa?
339.    CINTA
Ah, Mas Gatot.  Udah deh! Aku ngga ngambek kok! Mas, aku pesen milk shake strawberry tapi esnya dikit aja!

340.     BARISTA
Oke! Lalu mas…

341.     GATOT
Aku capucino reguler yang hot ya, Mas!

342.     BARISTA
Sip! Ditunggu ya, Mas dan Non!

343.     GATOT
Minggu ini Cinta banyak ulangan ya?

344.     CINTA
Iya Mas! Tapi lagi ngga konsen nih! Abis sebel!

345.    GATOT
Lho, emang kenapa?

346.    CINTA
Percaya nggak, seminggu ini ada dua cowok yang main tembak aja ke Cinta! Padahal minggu sebelumnya juga ada. Gara-gara itu Cinta kan jadi nggak bisa konsen di ulangan. Bikin pusing aja… Emang cowok sukanya gitu, ya? Belum apa-apa sudah main tembak!

347.    GATOT
Kalo Cinta nggak suka, kenapa mesti dipusingin?!


348.    CINTA
Aneh aja, Mas.  Kok tiba-tiba ada kejadian kayak gini yang hampir bersamaan. Tapi lucu juga sih! Ada yang tampangnya aja Cinta nggak tahu kayak apa, tiba-tiba nulis surat gitu. Ee, di suratnya yang ketiga ngomong kalo dia mau jadi pacar aku! Gila nggak tuh! Nggak gentle banget gitu loh!

349.    GATOT
O ya? Trus kamu gimana?

350.    CINTA
Ya sudah, Cinta cuekin aja! Kenal aja nggak!

351.    GATOT
Iya juga ya! Yang dua lagi Cinta kenal?

352.    CINTA
Yang satu gara-gara sering ngisengin Cinta! Sukanya manggil-manggil gitu deh. Eh, tahu-tahu nembak Cinta, maksa lagi! Ya, jelas Cinta tolak dong!

353.     GATOT
Nekad banget sih tuh cowok!

354.     CINTA
Yang satunya lebih parah lagi! Terus-terusan SMS Cinta, Nggak pagi, nggak siang, nggak malam sms terus! Pake misscall-misscall lagi! Ujung-ujungnya sama, nembak juga! Heran deh, cowok kok gampang banget sih ngomong cinta?!

355.    GATOT
Ah, nggak semua cowok kok! Aku boleh nanya nggak? Emang Cinta belum pengen pacaran?


356.    CINTA
Ehm, gimana ya? Pengen sih pengen, tapi…

357.    GATOT
Loh… kok pake tapi?

358.    CINTA
Apa ya? Belum ada yang pas aja kali ya! Lagian tahu sendirikan bokap orangnya kayak apa? Kalo mas Gatot?

359.    GATOT
Dulu pernah sih, tapi sudah lama putus!

360.    CINTA
Kenapa putus?

361.    GATOT
Nggak sreg aja! Ternyata banyak yang nggak cocok setelah beberapa waktu jalan. Bawaannya ribut melulu. Dikit-dikit cemburu, banyak nuntut ini-itulah, nggak boleh ini, nggak boleh gitu! Baru pacaran aja udah nglarang-nglarang!

362.    CINTA
Itu kan tandanya kalo mantan pacar Mas, cinta!

363.    GATOT
Cinta? Itu sih bukan cinta, posesif! Jangan-jangan besok kalo udah keluarga, aku dipenjara di rumah lagi!

364.    CINTA
Ya nggak lah! Trus cewek yang sering bareng Mas Gatot itu siapa?


365.    GATOT
Cewek yang mana yang kamu maksud? Soalnya aku kan punya banyak temen cewek! Just friend saja sih!  Atau mungkin, nggak taulah, banyak temen juga sih yang sering minta dianter! Tapi bukannya mau sombong loh, mungkin mereka merasa aman dan nyaman kali ya?!

366.    CINTA
Iya sih!

367.    GATOT
Maksudnya?

368.    CINTA
Ya, Cinta juga ngakuin ngerasa enjoy aja jalan sama mas Gatot!

369.    GATOT
Wah, kayaknya aku harus ganti helm yang lebih gede nih!

370.    CINTA
Mas Gatot bisa aja! Tapi bener kok, aku ngerasa kita udah kenal lama!
Padahal baru beberapa minggu ini aja kan deketnya?!

371.    GATOT
Ehm, aku boleh ngomong sesuatu nggak?

372.    CINTA
Ngomong apaan, Mas. Kok mendadak jadi serius gitu!

373.    GATOT
Cinta,  jujur aku suka sama kamu! Aku juga ngerasa seperti apa yang kamu katakan tadi, bahkan mungkin lebih. Sorry, kalo ini terlalu cepat! Tapi sungguh aku nggak bisa lagi bohong dengan perasanku.
374.    CINTA
Ya ampun, Mas!

375.    GATOT
Sekali lagi, sorry, Cinta! Semua terserah kamu kok! Kamu bebas menjawab ya atau tidak! Dan tidak harus kamu katakan sekarang.

376.    CINTA
Mas…

377.    GATOT
Kamu nggak perlu berkata apa-apa!

378.    CINTA
Surprise aja!

BLACK  OUT

ADEGAN 3

Di suatu tempat lapang. Jony dan Bogi bersama dengan gank masing-masing terlibat dalam perkelahian.

379.    BOGI
Aku nggak nyangka, ternyata tega bermain curang demi mendapatkan Cinta!

380.    JONY
Siapa yang curang? Main curang bagaimana maksud Lu?
381.    BOGI
Alah, nggak usah mungkir deh! Kamu jelek-jelekin aku di depan Cinta kan?

382.    JONY
He, Bogem! Untuk apa gue jelek-jelekin Lu! Kayak kurang kerjaan aja. Mengapa mesti kudu jelek-jelekin lu, yang emang sudah dari sononya jelek!

383.    BOGI
Jaga mulut Lu, ya!

384.    JONY
Terus Lu, mau apa?

385.    BOGI
Banyak bacot Lu!

Bogi mulai memukul Jony. Jony tidak tinggal diam. Mereka berduapun kemudian terlibat baku hantam. Tidak hanya mereka berdua, teman-teman dari mereka juga ikut-ikutan dalam perkelahian itu.

      BLACK OUT

ADEGAN 4

Rumah kost Anto, sore menjelang petang. Anto tiduran sambil mendekap guling diselangkangannya. Sore itu ia mencoba menuntaskan hasrat kelaki-lakiannya, melupakan kekalahan yang sudah hampir pasti menghampiri. Ketika mendekati puncak kenikmatan, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar. Tampak Dina berdiri di depan pintu menunggu. Anto yang berkeringat membuka pintu kamarnya.

386.    DINA
Lagi ngapain, Tok? Aku ketuk dari tadi kok nggak dibukain? Kok kamu keringetan gitu sih?!

387.    ANTO
Ehm, aku lagi olah raga. Din!

388.    DINA
Olah raga kok di kamar?

389.    ANTO
Anak-anak kost sini emang biasa olah raga di kamar!

390.    DINA
Olah raga apaan di kamar?

391.    ANTO
Mau masuk, Din? Tapi kamarnya berantakan! Biasa, kamar cowok!

392.    DINA
Emang boleh, cewek masuk kamarmu?!

393.    ANTO
Sudah biasa kok! Sengaja memasukan cewek saja sering!
394.    DINA
Maksud kamu?

395.     ANTO
Ah, nggak! Canda kok! Masuk aja, Din!

396.    DINA
Aku cuman mau ngasih tahu, biologi ada tugas lagi! Kok hari ini kamu nggak sekolah? Kan nggak biasanya kamu bolos!

397.    ANTO
Tadi bangun kesiangan, trus mau masuk sekolah rasanya bete banget!

398.    DINA
Lagi ada masalah? (Anto terdiam beberapa saat)
Sorry…

399.    ANTO
Aku tidak yakin!

400.    DINA
Kok nggak yakin? Ee, bukan maksudku untuk…

401.    ANTO
Aku cuma merasa tolol saja dengan apa yang sedang terjadi! Merasa bodoh! Cinta itu memang rumit! Atau cuman aku saja yang tolol. Terlalu naif memang. Lelaki seusiaku tidak tahu apa itu cinta. Belum pernah pacaran, ciuman apalagi! Rasanya aku pengen marah dengan diriku sendiri! Untuk soal-soal pelajaran, kau tahu sendiri, aku lumayan jagolah! Tapi kalo sudah sampai urusan cinta, aku selalu menjadi yang paling tolol, paling bodoh!


402.    DINA
Masa cuman karena itu sampai bolos sekolah?

403.    ANTO
Ya, mungkin bagi kamu itu hanyalah masalah remeh-temeh! Sebab kau sudah punya pacar! Tapi bagiku? Kadang aku merasa prestasi belajarku, tidak ada artinya! Aku hanya tahu soal-soal pelajaran, tapi buta untuk soal urusan cinta! Pernah terlintas dalam pikiranku untuk meninggalkan dan melepaskan semua pelajaran-pelajaran di sekolah, dan seperti teman-teman yang lain, mengejar cinta. Dan gayung bersambut, ada teman-teman yang kukira mau membantuku. Tapi setelah sekian waktu berjalan aku merasa ada yang salah dengan semua yang terjadi. Bukan itu yang aku inginkan tentang cinta. Tapi aku terlanjur tak bisa menghentikan dan aku takut teman-temanku menganggapku banci dan meninggalkanku.

404.    DINA
Aku nggak paham dengan maksudmu!

405.    ANTO
Kamu pikir apa yang barusan aku lakukan? Kamu percaya aku habis olah raga di kamar? Aku merasa diriku nista, Din! Aku mengotori diri dengan nafsu-nafsu yang aku biarkan meraja dan melela, dengan menjadikan perempuan sebagai obyek fantasi nafsuku! Aku onani!

406.    DINA
Sudahlah, nggak usah dipikirin! Minggu ini kan ada banyak jadwal ulangan lho!

407.    ANTO
Luweh dengan semua ulangan!

408.    DINA
Jangan gitu dong, Tok!  Dan kamu nggak perlu merasa kelam begitu untuk urusan cinta! Sebenarnya banyak cewek kok yang naksir kamu. Paling tidak yang aku tahu persis, ada satu cewek yang sering memperhatikan kamu! Hanya mungkin kamu aja yang nggak peka!

409.    ANTO
Jangan menghibur! Nggak mungkinlah ada cewek yang suka ama aku! Mana ada cewek yang naksir ama laki-laki yang kutu buku, kuper, nggak gaul, kampungan!

410.    DINA
Kamu itu cerdas, Tok!

411.    ANTO
Tapi tidak untuk urusan cinta!

412.    DINA
Kamu memang naif, Tok! Apa yang kamu mau tentang cinta? Pacaran, ciuman, having sex?! Itu bukan segala-segalanya!

413.    ANTO
Kamu bisa ngomong gitu, karena kamu sudah pernah mengalami, sedang aku?

414.    DINA
Apa yang ingin kamu alami? Ciuman bibir, meraba tetek perempuan, petting, atau bahkan ML? Cium bibirku, rabalah tetekku, atau kamu mau aku telanjang dihadapanmu? Kamu bisa lakukan sekarang! Jika itu memang membantu membuat pikiran kamu waras lagi!

(Anto hanya diam membisu)
415.     DINA
Kenapa tidak kamu lakukan? Kenapa kamu hanya diam saja? Cinta itu bukan hanya melulu seks! Ada banyak cara lain mengungkapkan kasih sayang sebagai wujud cinta yang sesungguhnya, sehingga sepasang kekasih menemukan makna cinta yang terdalam, kehidupan itu sendiri! Jangan terjebak!
416.    ANTO
Ya, aku memang terjebak! Aku dipersimpangan!

417.    DINA
Sudahlah, tok!

418.    ANTO
Apakah tawaranmu tadi serius?

    Dina mengangkat tangannya yang mengepal di depan wajah Anto. Anto tertawa.
   
    BLACK OUT
   
BABAK V

ADEGAN 1

Ruang kelas. Pelajaran sastra. Guru masih meneruskan cerita tentang Sitti Nurbaya.

419.    GURU
Sitti Nurbaya, akhirnya jatuh dalam pelukan datuk Meringgih. Dia tidak rela, ayahnya, Baginda Sulaiman dimasukan penjara karena tak sanggup membayar utangnya kepada Datuk Meringgih. Demi membebaskan utang ayahnya, Sitti Nurbaya bersedia menjadi istri Datuk Meringgih.

Samsulbahri, yang ada di Jakarta mendengar peristiwa yang menimpa kekasihnya itu lewat surat yang dikirim Sitti Nurbaya. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang jatuh sakit. Kebetulan ketika itu Sitti Nurbaya juga sedang menjenguk ayahnya. Mereka berduapun kemudian saling mengisahkan pengalaman masing-masing. Ketika mereka sedang asyik berdua, datanglah Datuk Meringgih yang tentu saja menyangka mereka berdua melakukan hal yang senonoh dan tidak pantas.

Samsulbahri membela diri dari tuduhan keji Datuk Meringgih itu, pertengkaran pun tak dapat terhindarkan. Mendengar ribut-ribut tersebut, Baginda Sulaiman berusaha melerai, namun karena kondisinya yang sakit, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.

Ekor pertengkaran tidak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa malu atas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya.
Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Namun tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri perhiasan suaminya, telah menggagalkan rencana itu dan ia terpaksa kembali ke Padang. Akhirnya tuduhan itu tidak terbukti, dan Sitti Nurbayapun bebas dari tuduhan itu. Namun Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Perbuatan keji itu berhasil, Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan. Berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatruh sakit dan tak berapa lama meninggal dunia.

Berita kematian Siti Nurbaya dan ibu Samsulbahri sampai ke jakarta. Samsulbahri sangat berduka, iapun mencoba untuk bunuh diri. Beruntung temannya dapat menggalkan tindakan nekad Samsulbahri. Namun berita yang sampai di Padang Samsulbahri telah dikabarkan mati.

Terdengar bel berbunyi.

420.    MURID 1
Pak, sudah bel pak!

421.    GURU
Baik, kita lanjutkan pertemuan berikutnya dengan bagian terakhir novel Sitti Nurbaya yang seringkali dilupakan oleh banyak orang. Selamat siang.

ADEGAN 2

Ruang kelas, setelah bel pulang berbunyi. Sebagian besar murid bergegas ingin pulang. Jony juga tampak sudah berdiri dan berjalan sebelum akhirnya Anto memanggil. Bogi hanya diam di tempat duduknya.

422.    DONO
Tok, aku cabut dulu! Biasa piket!

423.    ANTO
Yoi! Hei, Jon mau kemana kamu?

424.    JONY
Pulang!

425.    ANTO
Jon, Bog! Aku tahu apa yang terjadi kemarin.

426.    JONY
Lu, nggak usah ikut campur deh!

427.    ANTO
Terserah apa katamu! Tapi jujur aku kecewa dengan kalian!

428.    BOGI
Dia main curang!

429.    JONY
Siapa yang curang? Apa buktinya?



430.    BOGI
Jangan mungkir deh!
(Jony mendekati bogi mau melayangkan tinjunya, tapi dihalau oleh Anto)

431.    ANTO
Sudah! Sudah! Apa-apaan sih kalian! Masalah nggak selesai dengan adu jatos, man! Apa permasalahan sebenarnya? Intinya kita sama-sama kalah kan! Ya sudahlah! Kita akui saja, emang Cinta tidak mau dengan kita! Titik! Nggak usah cari kambing hitam dengan saling menyalahkan. Kita sama-sama akan kehilangan lima ratus ribu. Toh, itu sudah kita sepakati sedari awal kan?

432.    BOGI
Okelah! Aku terima dengan kekalahanku. Tapi kenapa dia musti jelek-jelekin aku di depan Cinta.

433.    JONY
Gue, nggak pernah jelek-jelekin Lu didepan Cinta! Swear! Jangan main tuduh sembarangan dong! Buktikan dulu! Siapa yang bilang kalo aku jelek-jelekin lu?

434.    BOGI
Banyak!

435.    JONY
Siapa?

436.    BOGI
Gatot! Salah satunya!

437.    JONY
Gatot! Lu percaya begitu aja ama Gatot! Lu lebih percaya ama Gatot daripada ama gue?! Lu punya otak nggak sih, Bog! Apa Lu lupa, Gatot itu ikut dalam permainan kita! Itu bagian dari skenario Gatot untuk mendapatkan Cinta tau!
438.    ANTO
Ya, aku percaya ama kamu, Jon! Lagian dari awal kita sepakat untuk bermain fair dalam memperebutkan cinta Cinta.

439.    BOGI
Jadi maksud kalian, gue terjebak dalam permainan Gatot?!

440.    JONY
Bogi, Bogi! Kau baru nyadar setelah kita bonyok-bonyok!

441.    ANTO
Okelah! Yang sudah-sudah biarlah lewat. Sekarang ada berita buruk buat kita, Gatot jadian ama Cinta! Itu artinya, masing-masing dari kita harus bayar dia lima ratus ribu!

442.    BOGI
Aku nggak mau! Dia nggak fair, curang!

443.    ANTO
Nggak bisa begitu, man! Kita nggak bisa ngingkari kesepakatan yang kita buat kan?

444.    JONY
Kalo aku sih, ya sudah! Kita emang kalah kok!

445.    BOGI
Terus terang sekarang aku lagi nggak ada duit! Jatahnya udah habis untuk orang-orang yang ngegebukin Jony kemarin!

446.    JONY
Sialan Lu! Kamu main kasar! Untung kemarin ada teman-teman gue!


447.    BOGI
Oke! Aku minta maaf, Jon! Aku ngaku salah!

448.    ANTO
Siip! Itu yang aku mau! Nggak usah kelahi lagi lah, kayak anak kecil aja!

449.    JONY
Aku ada ide, gimana kalo Gatot kita kasih separohnya dulu! Sisanya kita kasih setelah dia kita kerjain dulu!

450.    ANTO
Aku setuju! Jujur aku jadi punya dendam pribadi sama dia. Aku nggak tega aja, Dina dipermainkan sama Gatot! Kita kasih dia pelajaran, biar play boy kayak dia kapok!

451.    BOGI
Ya, Datuk Meringgih nggak boleh hidup lagi! Tapi terus gimana dong?

452.    JONY
Aku punya ide, kalian sini!

(Anto dan Bogi mendekati Jony, Jony membisikan sesuatu kepada mereka)

453.    BOGI
Keenakan dia, dong!

454.    ANTO
Apa dia mau?

455.    JONY
Ya, bagaimana caranya agar dia ngikuti kita! Gimana, Bog?

456.    BOGI
Bolehlah! Tapi belum setimpal! Ehm, gimana biar tambah seru, kita ajak Cinta sama Dina, tapi jangan sampai Gatot tahu!

457.    ANTO
Oke! Aku bisa atur Dina, tapi Cinta?

458.    JONY
Keliatannya harus Lu juga Tok! Karena pasti dia udah nggak percaya lagi ama gue atau Bogi. Terserahlah, gimana Lu ngaturnya!

459.    BOGI
Gimana, Tok?!

460.    ANTO
Aku tidak yakin, tapi aku usahain Cinta dateng ke tempat itu, bagaimanapun caranya!

ADEGAN 3

Gatot datang menemui Anto, Bogi dan Jony untuk menagih uang taruhan.

461.    GATOT
He, Mana uangku! Untuk yang satu ini, kalian emang kudu ngakui kehebatanku! Ya, memang nggak enak sih, sudah ditolak masih harus ngeluarin duit lagi!

462.    BOGI
Nggak usah banyak bacot, kamu!

463.    GATOT
Apa aku mesti ngebuktiin di depan kalian, nggak kan! Atau gini aja, nanti sore aku ngedate sama Cinta. Kalian bisa lihat sendiri, kalo nggak percaya!

464.    JONY
Oke! Lu emang pemenangnya! Tapi kita belum mau ngasih uang lu seratus persen sebelum lu tunjukin lu dapet ngegandeng Cinta di depan mata kita! Dan kita sepakat untuk ngasih uang elo separohnya dulu!

465.    GATOT
Nggak masalah! Terserah apa mau kalian aja!

466.    ANTO
You, emang hebat, Tot! aku salut sama kamu untuk urusan satu itu! Ini uang kamu!

467.    JONY
Jangan dulu, Tok! Gini, Tot! kita dulu juga punya kesepakatan diantara kita bertiga. Dan aku pikir nggak fair kalo itu juga nggak berlaku buat Lu. Siapapun pemenangnya, yang kalah juga harus mentraktir yang menang.


468.    GATOT
Nggak usah! Nggak usah! Aku kan jadi tambah nggak enak nih! Masa sudah kalah masih harus nraktir. Kalian nggak perlu nraktir aku lagi deh!

469.    BOGI
Nggak, kami memang telah sepakat untuk nraktir kamu! And jika kamu nolak maka uangmu akan hangus, gimana?

470.    GATOT
Terserah, aku oke-oke saja, kalo itu mau kalian!

471.    JONY
Separoh uang lu akan lu dapatin malam sabtu besok, tempatnya… besok aja gue beri tahu!

472.    GATOT
Oke nggak masalah! Sekarang mana uang gue?

Anto menyerahkan uang kepada Gatot. Pada saat itu datanglah Dina menghampiri mereka.

473.    DINA
Apaan sih?

474.    BOGI
Biasa, urusan laki-laki!

475.    DINA
Kalian taruhan, ya?



476.    GATOT
Enggak! Tanya ama Anto, kalo nggak percaya! Kemarin Bogi pinjem uang ke aku dan sekarang mau dikembaliin!

477.    DINA
Kamu gimana sih, aku tunggu di kantin ngak muncul-muncul! Dicari di kelas juga nggak ada, tahu-tahu malah disini!

478.    GATOT
Aku kesini kan mau nyamperin kamu, eee.. kamunya malah nggak ada. Terus ngobrol ama mereka!

479.    JONY
Ya sudah, kami cabut dulu! He, Tot jangan lupa malam sabtu!

480.    DINA
Kalian janjian apaan sih?!

481.    GATOT
Ah, enggak! Biasalah!

482.    ANTO
Sudah ya, Din! Aku pulang duluan!

Anto, Bogi dan Jony meninggalkan Gatot dan Dina.

483.    DINA
Aku ngerasa beberapa minggu ini kamu beda deh!

484.    GATOT
Beda apanya?

485.    DINA
Kamu sudah jarang main ke rumah. Terus kalo janjian sering nggak ditepati. Bahkan malam minggu kemarin kamu malah ngga ke rumah!

486.    GATOT
Kan aku sudah bilang aku baru ada kerjaan. Percaya deh ama aku!
487.    DINA
Ya, sudah deh! Nanti sore antarin aku ke toko buku ya!

488.    GATOT
Ya…, aku nggak bisa! Nanti aku ada janjian!

489.    DINA
Janjian sama siapa?

490.    GATOT
Maksudku aku janji dengan teman-teman untuk menyelesaikan kerjaan itu!

491.    DINA
Kerjaan apa sih?!

492.    GATOT
Ada deh!

493.    DINA
Ya sudah! Anter aku pulang yuk!

494.    GATOT
Ehm, okelah!

BLACK OUT

BABAK VI

ADEGAN 1
Suatu malam di tempat lokalisasi. Bogi dan Jony duduk menunggu sambil merokok dan minum. Sementara Gatot di dalam salah satu kamar dilokalisasi itu. Beberapa saat kemudian datang Anto bersama Dina dan Cinta.

495.    ANTO
Gimana?

496.    JONY
Sudah di dalam!

497.    CINTA
Apa sih maksud kalian membawa aku ke tempat beginian?

498.    BOGI
Begini, sorry Ta, Din! Kalo kalian kami paksa dateng kesini. Ada yang harus kalian tahu dan liat sendiri malam ini ditempat ini!

499.    DINA
Mana Gatot?

500.    CINTA
Gatot ada disini?

501.    JONY
Ya, untuk itulah kamu ada disini.

502.    ANTO
Cinta, kami terpaksa harus membuka ini. Sebab kami tidak rela kalian, kamu sama Dina jadi permainan Gatot! Apalagi aku baru tahu ternyata kalian masih sepupu!
503.    BOGI
Apa? Cinta itu sepupunya Dina?

504.    ANTO
Ya, karena itulah aku bisa bawa Cinta kemari! Kamu kan tahu sendiri gimana bokapnya Cinta! Tanpa Dina, nggak mungkinlah aku ajak Cinta kesini!

505.    JONY
Bener, Din?! Cinta itu sepupu Lu?

506.    DINA
Ya! Terus kan tok!

507.    ANTO
Ta, Gatot itu pacarnya Dina

508.    CINTA
Masa? Benar, Din?

509.    DINA
Ya!

510.    CINTA
Ya, ampun! Sorry, Din! Sungguh aku nggak tahu kalo Gatot itu ternyata pacar kamu. Berarti dia sudah ngebohongi aku! Dia bilang nggak punya pacar, sudah lama putus ama pacarnya!

511.    DINA
Aku juga nggak nyangka kalo Gatot itu ternyata seperti itu. Pantes aja beberapa minggu ini dia menghindari aku! Rupanya ini kerjaan yang dikatakannya itu!


512.    JONY
Sorry, Ta! Sesungguhnya kami bertaruh untuk mendapatkan Lu!

513.    DINA
Apa, sepupuku kalian jadikan obyek taruhan?

514.    BOGI
Aku yang memulainya! Sorry, Din!

515.    DINA
Brengsek kalian!

(Dina menampar Jony dan Bogi)

516.    ANTO
Sudah, sudah, Din! Lagian kan kami sudah ngaku salah!

517.    DINA
Jadi, kamu juga ikut-ikutan, Tok!

518.    ANTO
Ya!

519.    DINA
Ya, ampun Anto! Kok tega-teganya sih kamu!

520.    ANTO
Ya, aku nyadar aku keliru. Tapi, please! Kami masih butuh bantuanmu lagi!

Dari dalam kamar terdengar suara Gatot berteriak “Mampus, Gue! Mampus Gue! Ampun bang! Bang, ampun bang!”. “Bang, Bang! kepala lu, peyang!” suara lain menyaut! Dari dalam kamar seorang bencong menyeret Gatot sambil marah-marah.
521.    BENCONG
Tampang lu aja, keren! Tapi nggak bisa berdiri! Nih, urus temen Lu!

522.    GATOT
Maaf, bang! Ampun, bang!

523.    BENCONG
Ee.. masih bang, beng, bang, beng! Gue ini perempuan tau, mesti imitasi!

524.    GATOT
Ya, bang! Eeh..mbak, tante! Ampun!

525.    BENCONG
Emang gue, apaan! Gue ini profesional tau! Mana duit gue!

526.    GATOT
Ya…ya…! Ini bang, eh tante!

527.    BENCONG
Apaan sepuluh ribu!

528.    GATOT
Ya…ya… ini lagi!

529.    BENCONG
Empat puluh lagi! Nah gitu dong! Besok dateng lagi ya, pokoknya gue janji kasih service you yang paling special!

530.    GATOT
Ya…ya… bang! Eh, tante! Oh, Nggak, nggak! Kapok!

Sementara Jony dan Bogi tertawa terpingkal-pingkal melihat Gatot yang ketakutan setengah mati.

531.    GATOT
Brengsek kalian! kalian keterlaluan! Mana sisa uangku!

(Gatot tersadar, di depan dia ternyata ada Dina dan Cinta)

Dina, Cinta? Kok kalian ada disini!

Dina dan Cinta kemudian mendekati Gatot, secara bergantian mereka menampar pipi Gatot. Kemudian Dina menarik tangan Anto untuk mengantarkan pulang. Jony dan Bogi melemparkan uang kepada Gatot dan pergi berlalu.

GATOT
Lho! Kok, jadinya gini sih? Dina, Cinta!

(Gatot terduduk lemas)

Kemudian datang beberapa bencong lain, saling memperebutkan Gatot. Tentu saja Gatot ketakutan dan berteriak sejadi-jadinya!

BLACK OUT
ADEGAN 2

Ruang kelas. Pelajaran sastra. Guru melanjutkan bagian terakhir tentang kisah Sitti Nurbaya.

532.    GURU
Ada bagian terakhir dari novel Sitti Nurbaya yang seringkali dilupakan oleh banyak orang. Bagian yang sebenarnya cukup penting dari novel tersebut. Dalam novel itu dikisahkan, sepuluh tahun berlalu setelah kematian Sitti Nurbaya, Samsulbahri kembali ke Padang. Dia datang sebagai serdadu kompeni Belanda yang berpangkat letnan dan dikenal dengan nama Letnan mas yang bertugas untuk memimpin pasukannya menumpas pemberontakan yang terjadi di Padang. Sebenarnya ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya menghadapi kenyataan bahwa orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih. Dalam pertempuran melawan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan sengit. Namun akhirnya ia berhasil menumpas mereka. Datuk Meringgih, dalang pemberontakan itu tewas tertembak peluru letnan mas. Sementara, Letnan Mas sendiri juga terluka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih. Ia terpaksa dirawat di rumah sakit. Pada saat itulah, timbul keinginan Letnan mas untuk bertemu dengan ayahnya. Ternyata pertemuan anak-bapak itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat keduanya. Setelah Letnan Mas menyatakan bahwa dirinya samsulbahri, ia menghembuskan nafas terakhir. Adapun, Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba tergolek kaku menjadi mayat. Itulah akhir cerita novel terkenal, Sitti Nurbaya. Siapa pahlawan, siapa pecundang? Kadang keduanya sangat tipis perbedaannya, tergantung kita melihat dari sisi yang mana. (diluar kelas seorang gadis melenggang, beberapa siswa bersuit-suit). Selamat siang! Sampai ketemu dikisah yang lain.

(Guru itupun kemudian meninggalkan kelas)

533.    MURID 1
Pak, Belum bel pak!

534.    BOGI
Gile, siapa tuh?

535.    JONY
Ck..ck…dahsyat man!

536.    BOGI
Gimana, Jon? Berani bertaruh?

537.    JONY
Gimana, Tok?

538.    ANTO
Aku nggak ikut, sorry!

Dina datang mendekati meja Anto. Dia kemudian menggandeng tangan Anto. Antopun hanya menurut saja. Merekapun kemudian pergi berlalu.

539.    ANTO
Sorry, man! Aku nggak mau ngelepas yang sudah didepan mata!

(Bogi dan Jony hanya bisa terbengong dengan mulut menganga)
Ending

Di depan pintu gerbang sekolah. Siang, selepas bubaran sekolah.

540.     DINA
Mana duit gue! Games over! You lose! Kamu sekarang percaya kan kalo dalam satu bulan aku dapet lepas dari cowokku dan bisa dapet cowok baru! Satu bulan kurang tiga hari, aku bisa lepas dari Gatot and dapetin si imut Anto!

Dina tertawa penuh kemenangan. Cinta dengan agak berat hati memberikan beberapa lembar uang dari sakunya kepada Dina.

***
- Selesai -


 Ganjuran, Maret 2005
dengan gairah gadis yang jatuh cinta


Hermandjoyo


PARA PEMAIN


ANTO            :

BOGI            :

CINTA        :

DINA            :

DONO            :

GATOT        :

GURU            :

JONY            :

BAPAK CINTA    :

MURID 1        :

MURID 2        :

MURID 3        :

MURID 4        :

MURID 5        :

MURID 6        :

MURID 7        :

BARISTA        :

PARA BENCONG    :

PENARI-PENARI    :
SINOPSIS
“CINTA IS (NOT) A GAME”


    Anto, Bogi dan Joni, sama-sama jatuh hati dan naksir sama Cinta, adik kelas mereka. Karena ketiganya tidak ada yang mau mengalah, mereka kemudian sepakat untuk memperebutkan hati Cinta. Mereka juga bertaruh sejumlah uang yang diperuntukkan bagi yang mendapatkan Cinta. Gatot, pacar Dina-teman sekelas mereka-, mengetahui rencana mereka dan memaksa ikut dalam “permainan” tersebut. Mereka tidak bisa menolak kehadiran Gatot dalam ‘permainan’ itu.
    Mereka berempat pun dengan caranya masing-masing melakukan pendekatan pada Cinta. Anto meminta bantuan Dina, cewek Gatot yang sebenarnya juga menaruh hati pada Anto, dan atas saran Dina Anto mengirim surat ke Cinta. Bogi mengumpulkan berbagai informasi tentang Cinta lewat Dono, seorang teman yang pacarnya adalah teman satu kelas Cinta. Joni yang jagoan langsung mencari alamat rumah Cinta, tapi sial dia malah diusir oleh Bokapnya Cinta.
Saling curi informasipun terjadi diantara ketiganya dengan trik dan intrik masing-masing. Bahkan sampai terjadi adu jotos antara Bogi dan Joni yang melibatkan teman-teman satu sekolahnya. Tapi Gatot, si playboylah yang akhirnya memenangkan pertaruhan itu, ia berhasil menawan hati Cinta.
    Meskipun sejak awal Anto, Bogi dan Joni sepakat untuk bermain fairplay, tapi toh ketika Cinta jatuh di tangan Gatot, mereka tidak bisa menerima begitu saja. Masing-masing punya alasannya sendiri dalam mengingkari kemenangan Gatot. Mereka bertiga kemudian menyiapkan skenario untuk membalas dendam dengan membuka ‘kartu’ Gatot di depan Dina dan Cinta.
Rencana tersebut berjalan mulus berkat bantuan Dina, yang ternyata masih sepupu Cinta. Demi mendapatkan sisa uangnya dia terpaksa mau ‘main’ dengan bencong di sebuah lokalisasi.  Di tempat itu juga akhirnya mereka bertiga berterus terang kepada Dina dan Cinta tentang pertaruhan mereka untuk mendapatkan Cinta, dan bagaimana Gatot juga ikut bermain.

Comments

Popular posts from this blog

BULAN DAN KERUPUK KARYA YUSEP MULDIANA

Naskah Drama Teater - Mak Comblang

Naskah Drama - THE LOVER KARYA HAROLD PINTER