Naskah Teater - HRR!

HRR! Naskah: Eko Ompong

-O-
BEBERAPA ANAK SEDANG BERMAIN. KEGEMBIRAAN NAMPAK DALAM WAJAH MEREKA. MESKI BEGITU, ANAK-ANAK SELALU BERMAIN DENGAN SERIUS. YA, MEREKA SEPERTI TIDAK SEDANG MAIN-MAIN. BAHKAN ADA SATU ATAU DUA ANAK YANG NAMPAK MENGATUR KAWANNYA. HEBATNYA SETIAP PERMAINAN DIKERJAKAN DENGAN TULUS, SEOLAH TAK ADA PAKSAAN. SEMUA MENGALIR, SAMPAI SUATU SAAT, PERMAINAN MEREKA TERHENTI. SESOSOK BERWARNA LAIN LEWAT TANPA KATA. ANAK-ANAK MEMATUNG. WAKTU BERHENTI. NAFAS TERTAHAN. AKHIRNYA, SOSOK ITU HILANG DARI PANDANGAN.

-I-
WAKTU KEMBALI BERDETAK. NAFAS KEMBALI MENGALIR. ANAK-ANAK KEMBALI PADA DUNIANYA.

A:    Pada semesta kita berada.
D:    Pada hidup semua berawal.
C:    Satu-satu.
B:    Bersama.
A:    Kebersamaan adalah segala bagi perkembangan hidup yang selalu melahirkan generasi.
C:    Apa yang akan diperbuat tanpanya?
B:    Gunung menjulang tinggi tidak berdiri sendiri meski nampaknya demikian.
D:    Angin, air, tanah, api, bergerak mencipta hidup bagi makhluk  bumi. Penuh perhitungan rumit meski nampak sederhana dan berjalan apa adanya.
C:    Dan kita di dalamnya. Berada di dalamnya.
A:    Di sanalah segenap perasaan tercurah. Di sanalah pusat segala ada. Tidak ada alasan bagi rasa takut akan kedirian yang disingkirkan. Atau rasa bangga atas penindasan individu yang disingkirkan. Tidak ada paksaan. Pada semesta kita berada, pada hidup semua berawal. Satu-satu. Bersama.
D:    Dan itu adalah nafas sejati yang kita hirup setiap hari. Nafas yang tertanam dalam urat nadi kita. Yang senantiasa mengabarkan kegembiraaan akan pembelajaran hidup, akan nikmatnya rasa cinta, agungnya rasa kasih, dan nilai kemanusiaan yang tidak bisa disadari oleh setiap manusia.
C:    Tapi kita  bisa, karena kita berada di dalamnya.
B:    Justru di situlah posisi kita dan kita menyadarinya.
D:    Oleh karena itu kita wajib bergembira.
A:    Ya. Menyadari keberadaan, menjalani kehidupan pada porsinya adalah surga yang telah dilupakan oleh bangsa manusia yang dengan segala bingung mencari sejuta nikmat pada pusaran materi dan kepemilikan.
C:    Tapi kita tidak.
B:    Tentu saja tidak.
D:    Lebih baik tidak.
A:    Jika iya, maka kegembiraan dan kebersamaan adalah sejarah yang akan kita tertawakan. Haram untuk mengingatnya.
D:    Pada saat itu, tidak ada lagi kita. Yang ada adalah aku, aku, dan aku. Semua kalimat dimulai dengan aku. Semua cipta dimulai dengan aku, segalanya adalah aku.
C:    Akankah kita menjadi aku?
A:    Tidak! Kita tidak boleh menjadi aku.
B:    Memang lebih baik tidak!
A:    Untuk apa meninggalkan surga yang tidak semua bisa mencapainya. Ini adalah hidup kita. Segala suka kita punya. Beban hidup hanyalah awang-awang. Kenyataan adalah permainan yang setiap saat kita mainkan tanpa harus mempermainkan. Jadi, bagi siapa saja yang mempermainkan permainan dalam kenyataan, ia bergerak menuju aku, ia bergerak meninggalkan kita, ia mengkhianati kebersamaan. Untuk itu, ia patut kita tangkap, kita tangkap!
C:    Kita tangkap!
D:    Kita Tangkap!
B:     Kita tangkap!

DENGAN SEREMPAK MEREKA MEMAINKAN PERMAINAN MEREKA. SALING MENANGKAP SIAPA YANG DIANGGAP MENINGGALKAN MEREKA.  MENANGKAP YANG TIDAK MENGHARGAI KEBERSAMAAN. BAGI MEREKA SEMUA ADALAH SAMA. BEKERJA MESTI BERSAMA. MEMULAI, BERKEMBANG, DAN GEMBIRA BERSAMA. SAMPAI PADA TITIK TERTENTU KETIKA ADA YANG SEOLAH TERTANGKAP, MEREKA MELUAPKAN KEBERHASILAN ITU DENGAN BERNYANYI.

MAKNA BERSAMA

Mari sama-sama
Lagu bait doa
Semayam sahaja
A-yo! bersama-sama

Dalam nafas tetapkan satu nyawa
Karna hidup, he he! perlu makna

DI TENGAH LAGU YANG MENDERU, ANAK-ANAK TERSENTAK. DIAM MEMATUNG. TAK BISA BERBUAT APA-APA. SESOSOK BERWARNA LAIN KEMBALI LEWAT, KALI INI DENGAN GERAK YANG KAKU TAPI PASTI.  WAKTU SEAKAN BERHENTI. NAFAS TERTAHAN.

C:    Akankah kita menoleh?
B:    Kurasa tidak ada gunanya.
D:    Sesuatu yang hanya sekilas belum bisa memberikan kepastian apapun.
C:    Jadi tidak bisa menoleh?
B:    Untuk apa?
C:    Sebentar saja, masa tidak bisa.
A:    Sebentar bisa menghasilkan sesuatu yang lama. Sesuatu yang pergi lama dan tidak akan kembali karena merasa benar pada keputusan sesaat yang diambil dalam waktu sebentar. Bertahanlah.
C:    Baik.
B:    Begitu lebih baik.
D:    Yah... Lebih baik  memang begitu.
A:    Memang begitu, di sini, dan tidak kemana. Berjalan hanya berputar. Jauh-jauh akan kembali pada yang mula. Senyumlah ketika kita masih bisa saling menyapa. Menyematkan kemanusiaan dalam dada. Menenggelamkan pemikiran pada hijau pepohonan. Bersama angin menerbangkan daun ringan ke udara menggambari langit biru yang senantiasa ada pada kita.
D:    Nah, lalu apa yang kurang? Sama sekali tidak ada.
A:    Sama sekali tidak ada.
C:    Tidak ada sama sekali.
B:    Tentu saja.
D:    Rasa kurang hanyalah pemiskinan makna. Kualitas yang selalu dipandang rendah karena bentuk yang berada di luar kelaziman atau dianggap belum sempurna. Selalu dipandang remeh dan belum pantas untuk berbuat apa-apa.
C:    Kita tidak begitu!
B:    Tentu saja kita tidak begitu.
A:    Kelaziman yang melahirkan penilaian dangkal itu berasal dari pikiran yang dangkal tetapi dianggap benar sebenar-benarnya. Bukan pada takaran hidup kita tapi takaran yang disediakan untuk kita dimana kita harus menjalaninya, suka ataupun tidak.
C:    Jelas tidak bisa!
B:    Tentu saja tidak bisa!
A:    Tapi kita tidak akan tenggelam pada hal-hal semacam itu. Merengkuh kenyataan kita adalah perjalanan hidup sesungguhnya. Semangat yang tidak pernah ditemukan bagi yang hanya melihat dan menilai kita. Jiwa yang hilang tapi kita miliki sejak kita ada. Roh yang telah dilupakan.
D:    Tapi kita genggam.
A:    Seperti bara! Siap menyala menerangi apapun. Siap berkobar melahap apapun.
D:    Juga seperti Air.
A:    Mengalir mengikuti arus hidup. Menetes memberikan hidup.
B:    Seperti Udara.
A:    Meniupkan arwah kebenaran. Menghembus nyawa yang satu.
C:    Seperti Bumi.
A:    Tempat segala laku. Pusaran tenang tak tertandingi.
D:    Dan itu adalah kita.
C:    Ada pada kita.
B:    Dalam diri kita
A:    Jadi tidak akan kemana. Di sini dan bersama.
D:    Manjalani laku bersama.
C:    Menyatakan bersama.
B:    Menyatu bersama-sama.
Bersama-sama mereka berseru:
    Tidak ada yang perlu ditakutkan. Tidak ada arah yang ditolehkan. Tidak ada yang dipisahkan. Tidak pada aku. Tapi kita, kita, dan kitaa!!

SERTA MERTA MEREKA BERMAIN. BERGERAK BERSAMA. MELINGKAR-LINGKAR, MEMBUAT GARIS, DINAMIS DAN RITMIS. SAMPAI TANPA TERASA SUARA MEREKA MEMBENTUK ALUNAN MELODI YANG HARMONIS. MEREKA SUKA.

TENGAH GERAK, IRAMA TERHENTI. SESOSOK BERWARNA LAIN KEMBALI LEWAT MASIH DENGAN GERAKAN KAKU TAPI LANGKAHNYA SEMAKIN TEGAS BAHKAN IA MULAI BERSUARA. KATA-KATANYA JUGA TEGAS.

S:    Puzzle.. arcade... shooter... adventure..... 3d... shoot em up... racing... soccer... retro... mulitplayer... puzzle... arcade... shooter... adventure... 3d... shoot em up... racing... soccer... retro... multiplayer...

KESEMUANYA NAMPAK MEKANIK. WAKTU SEAKAN TERHENTI. NAFAS TERTAHAN.

-II-
SEGERA ANAK-ANAK KEMBALI PADA DUNIANYA BEGITU SOSOK BERWARNA LAIN PERGI. TETAPI MEREKA MERASAKAN ADA SESUATU YANG TERASA LAIN. MEREKA TIDAK TAHU. TAK SATUPUN TAHU. ADA YANG ANEH SEMENJAK LEWATNYA SOSOK BERWARNA LAIN ITU. MEREKA MENCOBA MENGUNGKAPNYA. MENCOBANYA DENGAN BERSAMA-SAMA.

C:    Akankah kita menoleh?
B:    Kurasa tidak ada gunanya.
D:    Sesuatu yang hanya sekilas belum bisa memberikan kepastian apapun.
C:    Jadi tidak bisa menoleh?
B:    Untuk apa?
C:    Untuk apapun saja! Cobalah!
B:    Baik.
B+C:    Naahhh... begini lebih baik.
A:    Belum bisa dikatakan demikian karena itu sifatnya hanya sesaat. Sebuah impresi yang belum bisa diukur dengan alat pengukur apapun.
C:    Untuk apa mesti diukur?
B:    Untuk apa coba?
D:    Bukan untuk apa-apa, tetapi bisa juga menjadi apa-apa begitu kita menyelami di dalamnya sementara kita hanya mengandalkan impresi. Kebingungan akan menjebak pikiran dan tindakan yang tak lagi mengandalkan nalar.
A:    Dan itu berbahaya. Garis telah kita gambar dengan lurus. Padanya kita senantiasa berpijak, memandang, menjalankan kenyataan, mengukir sejarah bersama-sama.
C:    Tapi garis bisa saja bengkok dan sejarah mengikutinya.
B:    Tentu saja, kenapa tidak?
D:    Dan itu berbahaya.
A:    Sangat berbahaya.
C:    Tapi kan kita belum mencoba.
B:    Mencoba saja kita belum.
D:    Tapi kita tidak bisa mengandalkan impresi.
C:    Apa yang kau katakan bahaya tadi juga impresi yang belum nyata karena belum dicoba.
B:    Dicoba saja belum.
A:    Baik! Kita coba. Tetapi, segala apa yang terjadi kita hadapi bersama. Apapun laku hidup adalah risiko yang harus ditatap dengan mata telanjang tanpa kedip. Apapun laku hidup adalah pilihan yang harus dijalani dengan sepenuh sungguh. Mari menoleh bersama!
Semua:  
    Mari!

BERSAMA MEREKA BERGERAK DAN TERNYATA ADA PERMAINAN BARU YANG MEREKA TEMUKAN. SEMUA KARENA KEANEHAN YANG MEREKA RASAKAN SEMENJAK LEWATNYA SOSOK BERWARNA LAIN DENGAN SUARA TEGAS, KAKU, DAN GERAK MEKANIK ITU. ADA BAYANGAN DALAM BENAK MEREKA. ADA PERWUJUDAN DALAM GERAK MEKANIK SOSOK BERWARNA LAIN. MEREKA MULAI SUKA. SATU-SATU MULAI BERMAIN. LALU SEMUANYA. SAMPAI AKHIRNYA...

C:    Ini tidak seperti yang dibayangkan.
B:    Benar-benar tidak seperti yang dibayangkan.
D:    Jangan cepat memotong proses yang belum jadi benar.
A:    Penyesuaian adalah kunci perkembangan jagad raya. Sebab jika tidak kita tidak akan pernah terlahir sebagai makhluk yang berkuasa. Cobalah pahami apa yang terjadi, pelajari, dan renungkan untuk kemudian kita lakonkan sesuai dengan apa yang dikehendaki.
C:    Dikehendaki oleh siapa?
D:    Bukan siapa-siapa, karena memang tidak ada siapa-siapa selain kita.
B:    Kalau begitu siapa?
A:    Sekali lagi bukan siapa-siapa! Ini adalah soal pilihan yang telah ditetapkan dan harus dijalankan karena memang telah ditetapkan. Memang tidak mudah, jadi perlu usaha untuk bisa. Ayolah!
C:    Tidak. Lebih baik semula.
B:    Ya.
D:    Langkah telah ditentukan.
C:    Apa susahnya kembali.
B:    Ya, apa susahnya.
A:    Baik. Kalau memang arah perputaran waktu menghendaki pasti bisa saja terjadi.
D:    Ayo!

TETAPI UNTUNGNYA MEREKA MASIH DALAM KEBERSAMAAN YANG SATU. BISA MEREDAM PERSOALAN. TAK ADA LAGI KUBU UNTUK SEMENTARA. DAN WAKTU MEREKA PUTAR KEMBALI. MENUJU SEDIA KALA DI MANA PERMAINAN DIMULAI.

TAPI, IRAMA TAK LAGI SAMA. KEBERSAMAAN HANYA ADA DI LUAR. YANG DI DALAM MULAI MEMELIHARA PERBEDAAN TUMBUH PELAN DAN PASTI.

A:    Yang telah berlalu seharusnya berlalu dan biarlah berlalu. Sekali tatap ke depan maka pantang menoleh ke belakang.
D:    Tetap tuju pada tatap tertentu!
C:    Selamanya tidak harus begitu.
B:    Memang tidak harus begitu.
A:    Tidak ada kata ragu jika mau maju.
D:    Tidak ada goyah bagi pandangan satu.
A:    Tidak ada kata kembali jika jalan telah dipilih!
A+D:    Tidak ada yang dapat mengalihkan arah waktu.

DI TENGAH-TENGAH, MUNCULAH SOSOK BERWARNA LAIN. MASIH DENGAN GERAK KAKU DAN TEGAS. MASIH JUGA DENGAN KATA-KATA. MASIH MEKANIK.

S:    Puzzle.. arcade... shooter... adventure..... 3d... shoot em up... racing... soccer... retro... mulitplayer... puzzle... arcade... shooter... adventure... 3d... shoot em up... racing... soccer... retro... multiplayer...

WAKTU SEAKAN TERHENTI. NAFAS TERTAHAN.


-III-

A:    Bagaimana kalau kita menoleh?
D:    Ya, bagaimana kalau kita menoleh?
C:    Tidak!
B:    Tidak!!
C:    Jangan cepat memotong proses yang belum jadi benar.
B:    Jangan!
A:    Ini bukan proses tetapi memutar arah kembali.
C:    Dan itu butuh proses.
B:    Proses!
A:    Baik. Kalau memang arah perputaran waktu menghendaki pasti bisa saja terjadi.
D:    Ayo!

SEMAKIN ANEH SUASANA MEREKA RASAKAN SEMENJAK SOSOK BERWARNA LAIN ITU LEWAT. SESUATU YANG MEKANIS MULAI MEMATRI OTAK MEREKA. TETAPI KENANGAN AKAN RASA MASIH KUAT TERTANAM. COBA MEREKA UNGKAP LAGI.

KEMBALI MEREKA MENGUMPULKAN SISA PERMAINAN DULU. LAMBAT-LAMBAT. PELAN-PELAN. TAK ADA NYAWA DI DALAMNYA. MESKI DENGAN USAHA KERAS. NAFAS TAK TERTEMUKAN. SEMUA NAMPAK HAMBAR. HAWA ANEH SEMAKIN TERASA SEMENJAK SOSOK BERWARNA LAIN KEMBALI LEWAT.

A:    Yang telah berlalu seharusnya berlalu dan biarlah berlalu. Sekali tatap ke depan maka pantang menoleh ke belakang.
D:    Tetap tuju pada tatap tertentu!
C:    Selamanya tidak harus begitu.
B:    Memang tidak harus begitu.
A:    Tidak ada kata ragu jika mau maju.
D:    Tidak ada goyah bagi pandangan satu.
A:    Tidak ada kata kembali jika jalan telah dipilih!
A+D:    Tidak ada yang dapat mengalihkan arah waktu.

ADA PERUBAHAN. ARAH MELAJU. WAKTU BERGERAK CEPAT. MESIN BERPUTAR HEBAT. SEMUA HARUS BERUBAH. YANG TETAP DIAM AKAN TERTINGGAL DAN TAK MENJADI SIAPAPUN ATAU BAHKAN APAPUN.

MEREKA KEMBALI PADA PERMAINAN BARU. TERNYATA ADA BANYAK HAL YANG SEBELUMNYA TIDAK MEREKA KETAHUI DALAM PERMAINAN LAMA. MEREKA SUKA. HAL-HAL ANEH DAN MENAKJUBKAN MEREKA TEMUI, TAPI...

C:    Ini melelahkan.
B:    Ya, melelahkan.
C:    Kedirian mulai menguasai puncak-puncak kebersamaan dan itu melelahkan.
B:    Sangat melelahkan!
D:    Jangan cepat mengambil kesimpulan sebelum semua selesai dilakukan.
C:    Apa yang mesti dilakukan jika ini sudah mengarah pada jalan yang tidak semestinya kita lalui.
A:    Siapa pula yang tahu ini mesti dilalui dan ini tidak? Sejarah pada dasarnya menentukan dirinya sendiri dan itu sangat tergantung pada siapa yang berani menentukan langkah!
C:    Merengkuh kenyataan kita adalah perjalanan hidup sesungguhnya. Menentukan langkah yang bukan semestinya menjebak arah hidup yang menenggelamkan masa-masa nyata. Jadi, tidak ada arah yang ditolehkan!
B:    Tidak ada arah yang ditolehkan!
C:    Tidak!
D:    Hey! Pandangan satu arah tidaklah bijaksana dan itu membuat langkah diam ditempat.
A:    Jika laku hidup telah digelar dan langkah tidak segera ditentukan maka itu adalah kebodohan.
D:    Jika kenyataan memunculkan wujud di depan mata dan langkah tidak segera ditetapkan maka itu adalah kebodohan.
A:    Jika cipta segera bisa diraih tapi langkah ditahan itu adalah kebodohan. Jika arah waktu bergerak maju dan manusia tidak kemana-mana maka itu adalah kebodohan dan jika ada manusia yang bodoh itu tidak lain adalah kau!
D:    Kau!
A+D:    Kau!!

JIKA DULU KEBERSAMAAN ADALAH KEHARUSAN. SEKARANG SETIAP INDIVIDU DAPAT MENEMUKAN DIRINYA SENDIRI BAHKAN BISA MENJADI PATRON BAGI YANG LAIN. PATRON ADALAH UNGGUL KARENA ITU IA KUASA, LAIN TIDAK. MEREKA MEMPEREBUTKANNYA.

C:    Sudah berubahkan bahasa kita?
D:    Sudah waktunya.
B:    Sudah berubahkah kenyataan kita?
A:    Sudah waktunya.
C:    Lalu dimana letak gunung tinggi?
A+D:    Masa lalu!
B:    Dimana pepohonan hijau berada?
A+D:    Masa lalu!
C+B:    Dimanakah langit biru berada?
A+D:    Masa Lalu!
C+B:    Lalu dimanakah kita berada?
A+D:    Masa lalu!
C+B:    Lalu apa yang kita tunggu?
A+D:    Tidak ada! Kita tidak ada! Menunggu tidak ada! Yang ada adalah sekarang dan untuk selamanya!

SOSOK BERWARNA LAIN TIDAK HANYA SEKEDAR LEWAT. DENGAN BAHASANYA YANG TEGAS DAN KAKU IA MENYUARAKAN PENCARIAN KEMENANGAN. TIDAK PERLU LAGI PATRON KARENA IA TIDAKLAH NYATA. KEMENANGAN ADALAH KENYATAAN.

S:    Fireeee!! Take your weapon, lock and load, fire! One live, two lives, three lives, kill em all! Get your Amo! High level! Fire!! One live, two lives, three lives, kill em all!!

Semua akhirnya menirukan:
    One live, two lives, three lives, kill em all.
    One live, two lives, three lives, kill em all.
    FIREEEE!!!!

KEMUDIAN MEREKA MENYANYI DAN GERAK SEREMPAK.

    Bergerak maju mesti bergerak maju
    Semua harus maju tetapkan satu tuju
    Serentak gerak mesti maju bergerak
    Menggertak menang jadi harapan baru
Huh Hah huh huh hah!
  
-IV-

SEREMPAK BERSAMA BAGAI MESIN. SEMUA BERGERAK. CEPAT DAN CEPAT. TIDAK ADA LAGI PERMAINAN YANG ADA ADALAH KENYATAAN YANG BISA DIMAINKAN. SIAPA YANG BISA MEMAINKAN IALAH KENYATAAN DAN KENYATAAN ADALAH SIAPA MENGALAHKAN SIAPA.

A:    Kini bahasa aku, menggemakan kemenangan satu. Tak lagi sama atau menyatu. Semua dalam Aku!
D:    Ini laku kenyataan, semua pada Aku!
C:    Tak ada permainan, semua jadi Aku!
B:     Dalam kehidupan semua adalah Aku!
Semua:
AKU!! HHRRRRRRRR!!!!!!

ANAK-ANAK YANG TAK LAGI BERMAIN. ANAK-ANAK TAK LAGI PADA ALAMNYA. ANAK-ANAK BEREBUT KENYATAAN PERMAIANAN YANG MEREKA ANGGAP LEBIH NYATA DARI KENYATAAN MEREKA SENDIRI.  MEREKA SALING TANGKAP, SALING TUBRUK, SALING SIKAT, SALING TINDAS, SALING TERJANG. MEREKA SALING BANTAI.


-O-
TAK ADA LAGI PERMAINAN. TAK ADA LAGI KENYATAAN. NAFAS TERHENTI. WAKTU DIAM. DUNIA SUNYI. ANAK-ANAK MATI.

LAGU LALU MENDENDANG SEDIH. MENYANYIKAN KESEJATIAN YANG HILANG. BERKISAH TENTANG BUMI YANG MEMBERI HIDUP KEPADA ANAK-ANAK, YANG KINI TELAH MATI.
(*)



Comments

Popular posts from this blog

BULAN DAN KERUPUK KARYA YUSEP MULDIANA

Pemikiran Susanne K. Langer Dalam Memabaca Simbol Pada Seni